Tema : Awali Hari Dengan Mengucap Syukur
Bacaan : Lukas 21:34-22:1-2
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
Umumnya kita sebagai orang tua ketika bangun pagi biasanya langsung melakukan aktivitas. Khususnya bagi kaum ibu-ibu atau para kaum perempuan muda langsung melaksanakan aktivitas di dapur karena seluruh keluarga setiap pagi membutuhkan sarapan sebelum pergi beraktivitas, apakah kekebun, kekantor, ke sekolah dan lain-lain. Bahkan ada yang masih pagi-pagi benar (subuh) sudah beraktivitas, apakah di dalam rumah atau pergi ke kebun. Kalau pergi ke kebun biasa dengan alasan cuaca masih sejuk dan dingin, belum ada terik matahari yang menyengat. Teringat akan nasihat orang-orangtua katanya : “Kalau pagi-pagi usahakan jangan ayam yang terlebih dahulu turun dari tempat bertenggernya. Usahakan harus kita yang lebih dahulu bangun agar rezeki tidak dipatuk ayam, masa kalah dengan ayam.” (Bahasa Banggai : “Kalu dodoasio kita komo bangun loluk. Nyai manuk komo lolukkio konda bangunan, naaki na ainyo do manuko na tukuke konda rezeki.” Walaupun pada akhirnya kebiasaan setiap orang ketika bangun pagi berbeda-beda, ada yang masih subuh, atau mungkin ada yang sudah jam 7 atau jam 8. Hal ini terserah bagaimana setiap orang dapat melakukannya asalkan diawali selalu dengan pengucap syukur dan siap menjadi pembawa berkat.
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
Bacaan kita hari ini di minggu sengsara yang ke-VI mengisahkan tentang pengajaran Yesus bagi murid-muridNya dan orang banyak di Bait Allah. Pengajaran Yesus ini di laksanakan menjelang akhir hidupNya di dunia ini. Karena itu Yesus mengingatkan agar berjaga-jaga. Inti pokok dari pengajaran Yesus bagi orang banyak dan muruid-murid pada waktu itu adalah situasi yang terjadi menjelang akhir zaman dan apa yang harus di perbuat oleh orang-orang percaya. Hari dan waktu akan kedatangan Anak Manusia tidak seorangpun manusia yang mengetahuinya. Kerena itubagaimana sikap manusia dalam masa penantian itu. Lambat atau cepat peristiwa kedatangan Anak Manusia pasti akan terjadi dan itu hanya Tuhan sendiri yang tahu akan waktu dan masanya. Namun dalam masa penantian itu para murid dan orang banyak yang mendengarkan pengajaran Yesus di ingatkan untuk tidak terlena dengan kenikmatan dunia yang hanya terjadi dalam sesaat tetapi tidak menjamin kehidupan yang akan datang. Kenikmatan dunia yang dimaksudkan adalah seperti pesta pora dan kemabukan, serta kenikmatan duniawi yang sesaat karena Hari Tuhan itu di gambarkan sebagai suatu peristiwa yang dasyat (34). Hari Tuhan atau hari penghakiman tidak akan pandang bulu tetapi akan menimpa semua penduduk bumi tanpa kecuali (35). Kerena itu para orang percaya diingatkan untuk berjaga-jaga dan berdoa supaya ketika hari yang dasyat itu tiba, orang percaya dalam keadaan yang siap dan tenang serta kuat berdiri di hadapan Anak Manusia yang datang sebagai Hakim (36). Yesus mengetahui bahwa masa hidupNya di dunia ini tidak lama lagi. Karena itu Dia terus melakukan pengajaran dan memberi penguatan bagi para pengikut-pengikutNya. Namun Dia dan murid-muridNya butuh istirahat pada malam hari. Di Yerusalem, menjelang perayaan Paskah biasanya penuh dengan para peziarah yang datang untuk merayakan Paskah. Karena itu Yesus dan murid-muridNya memutuskan untuk bermalam di Bukit Zaitun (37). Pengajaran yang dilakukan oleh Yesus menarik perhatian orang banyak dan itu di anggap sebagai suatu kebutuhan dalam hidup mereka yang penting dan harus di prioritaskan. Banyaknya orang dan kerinduan untuk mendengarkan pengajaran Yesus secara jelas dan sistimatis, maka mereka datang pagi-pagi untuk mendengarkan pengajaran Yesus di Bait Allah (38). Namun orang banyak yang antusias datang untuk mendengarkan pengajaran Yesus, menimbulkan rasa irihati, dengki dan cemburu kepada para petinggi-petinggi agama Yahudi. Sehingga mereka mencari cara untuk membunuh Yesus. (Psl 22:1,2)
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
Nas renungan kita hari ini berkata : ”Dan pagi-pagi semua orang banyak datang kepadaNya di dalam Bait Allah untuk mendengarkan Dia.” Seperti telah di jelaskan di atas bahwa pengajaran yang Yesus sampaikan ternyata mendapat sambutan dari orang banyak. Yesuspun siap untuk melaksanakan pengajaran di pagi hari. Pagi hari biasanya cuaca masih sejuk, kondisi tubuh dan pikiran masih segar, hal inilah yang memotivasi orang banyak untuk mendengarkan pengajaran Yesus secara jelas dan sistimatis. Bahkan yang lebih dari pada itu bahwa mereka menganggap bahwa pengajaran yang di sampaikan menyangkut kehidupan yang mereka jalani saat ini dan kehidupan di masa yang akan datang. Menyangkut janji dan harapan, serta pedoman atau teladan hidup. Itu menjadi hal baru yang penting dan utama dalam kehidupan mereka, sehingga pagi-pagi mereka sudah hadir di Bait Allah.
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
dari firman Tuhan yang kita baca hari ini ada beberapa hal yang menjadi perenungan kita :
Pertama : Tuhan tidak pernah terlambat dan tidak pernah berhenti menganugerahkan berkat baru setiap hari khususnya ketika tiap hari kita memulai kehidupan yaitu di pagi hari.
Kedua : Pengajaran yang disampaikan oleh Yesus bagi orang banyak adalah merupakan bagian dari berkat yang dinyatakanNya, sehingga mereka merespon itu dengan datang ke Bait Allah untuk mendengarkannya. Karena itu sesuatu yang di butuhkan dalam hidup, datang dan mohonkanlah itu kepada Yesus sebagai sumber hidup itu.
Ketiga : Hendaklah sebelum memulai segala aktivitas di setiap hari baru yang Tuhan anugerahkan, ada persekutuan dengan Tuhan dalam doa, pujian dan firman (baca alkitab) sebagai sumber pengajaran yang sempurna.
Keempat : Banyak hal yang di alami dan di tawarkan dalam menjalani hidup di dunia ini. Tetapi seperti orang banyak yang datang dan mendengarkan Dia, maka hendaklah dalam hidup ini satu-satunya pengajaran yang sempurna yang harus di dengarkan adalah pengajaran Tuhan. Sehingga ada komitmen dalam hidup bahwa hanya Dia.. Tuhan yang didengarkan.
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
hari ini kita telah merayakan minggu sengsara Tuhan Yesus yang ke-VI. Kita sebagai orang percaya selalu mengimanai bahwa pengorbanan Kristus adalah merupakan berkat agung yang membawa keselamatan sejati. Selain itu berkatNya juga selalu di rasakan mulai dari pagi sampai petang, dari terbit hingga terbenamnya matahari. BerkatNya selalu baru tiap pagi. Hendaklah kita memulai hari baru di pagi hari dengan memuliakan Tuhan. Jangan dengan hal-hal yang tidak menyenangkan seperti marah-marah, menceritakan orang lain, merencanakan hal yang jahat, dll. Pagi-pagi adalah waktu saat teduh bersama Tuhan. Waktu untuk selalu mendengarkan pengajaranNya melalui Firman Tuhan dalam Alkitab. Selama masih ada kesempatan awalilah aktifitas setiap hari baru dengan membangun komunikasi dengan Tuhan bersama keluarga niscaya apa hendak kita lalui dalam aktifitas akan selalu lakukan dengan penuh rasa syukur dan mendatangkan berkat dan sukacita dalam hidup. Sehingga dalam hidup ini seutuhnya kita hanya memuliakan Allah yang berkuasa di sorga dan di bumi, juga berkuasa atas kehidupan dan kematian, yang kita sembah dalam ketritunggalanNya yaitu Bapa, Anak dan Roh Kudus, ketigaNya yang Esa. Tuhan Yesus memberkati FirmanNya. Amin
Tema: Berjalan pada jalan Yesus
Bacaan: Yohanes 18:1-11
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
Puji syukur kepada Tuhan Allah di dalam Yesus Kristus sang pemimpin agung yang telah menyertai kita dengan kasihNya sehingga boleh berada di perayaan Minggu Sengsara VII tahun ini.
Semakin mendekati perayaan Jumat Agung, semakin kita memahami betapa kasih Allah luar biasa dinyatakan kepada kita melalui derita dan sengsara Yesus Kristus.
Di ibadah saat ini, melalui pembacaan Alkitab menurut Yohanes 18:1-11, kita bisa melihat bagaimana Yesus menjalani tahapan penderitaanNya yang diawali dengan penangkapanNya oleh penguasa Romawi melalui pengkhianatan Yudas.
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus
Para murid Yesus menjalani kebersamaan dengan Yesus, Guru dan Pemimpin mereka, selama kurang lebih tiga tahun. Para murid itu, seperti juga orang banyak lainnya, berharap dan bermaksud menjadikan Yesus sebagai raja politis. Menjadi raja yang menguasai dunia, memiliki takhta yang megah, mempunyai kabinet yang bersama dengan Yesus memerintah juga membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi. Karena itulah mereka merasa bangga menjadi bagian dari murid-murid Yesus, termasuk Yudas tentunya merasa bersyukur dipilih oleh Yesus menjadi salah seorang muridNya. Diapunya impian menjadi orang yang penting di kerajaan yang Yesus pimpin nantinya. Dia punya cita-cita menjadi orang yang terhormat jika Yesus menjadi raja. Akan tetapi harapannya semakin tidak pasti sebab ternyata Yesus tidak bisa mewujudkan harapan itu. Dan karena itulah, di tengah-tengah kekecewaannya, Iblis merasuki dia. Dalam keadaan dikuasai oleh Iblis, Yudas kemudian bersekongkol dengan kelompok imam kepala dan orang Farisi lalu mengadakan transaksi dagang. Bahan dagangannya bukanlah barang tapi manusia yaitu Yesus, Tuhannya.
Mengapa Yudas tega menjadi mata-mata dan kemudian menjual Yesus dengan harga yang murah? Mengapa Yudas mengkhianati Tuhannya dengan bayaran semurah itu? Mungkin Yudas tamak akan uang dan harta dan bisa jadi diapun kecewa dan gelisah karena impiannya untuk menjadi orang terhormat belum dan bahkan terancam untuk tidak terpenuhi.
Yudas melihat bahwa permusuhan dari pemimpin agama Yahudi dan penguasa Romawi termasuk Yesus, semakin sulit memberi peluang cita-citanya terpenuhi. Apalagi Yudas tahu bahwa para imam kepada dan orang Farisi yang merasa Yesus sebagai faktor yang membahayakan kedudukan mereka, sedang mencari peluang untuk membunuh Yesus.
Jadi, yang mendorong pemimpin agama Yahudi, penguasa Romawi untuk menangkap Yesus dan juga yang mendorong Yudas untuk berkhianat adalah : haus kehormatan, kedudukan dan gengsi. Itulah faktor kekuatan perusak, itulah Iblis yang merasuk hidup mereka. Dalam situasi kritis, Yesus tidak bersembunyi, lari atau mengungsi. Yesus lebih dulu bertindak menyerahkan Diri sambil meminta supaya murid-muridNya dibiarkan pergi. Para murid Yesus ada disitu pada saat rombongan Yudas mau menangkapNya. Sebagian besar dari mereka tidak melakukan apa-apa, kecuali Petrus yang bereaksi mengayunkan pedang ke Malkhus, hamba Imam Besar. Mungkin karena Petrus emosi, marah yang diiringi rasa putus asa, sehingga ia hampir saja membunuh orang, tapi yang kena cuma telinga dan putus. Tuhan Yesus tidak berkenan dengan cara anarkhis membalas kejahatan dengan jalan kekerasan, sebab kesengsaraan dan kerendahan adalah jalanNya. Karena itu Yesus memerintahkan Petrus untuk meletakkan kembali pedang itu pada sarungnya.
Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Melalui pembacaan Alkitab saat ini ada beberapa hal yang bisa kita lihat :
- Yudas adalah salah seorang murid yang dekat dengan Yesus, tapi punya impian kosong dan tidak hidup di dalam Kristus. Dan dia, adalah gambaran murid Kristus dimasa kini yang dihantui dengan pikiran kosong, hidup diluar Kristus karena menjadikan Kristus sebagai alat untuk mendapatkan keinginannya sendiri. Yudas menjadi murid Kristus yang tidak hidup oleh iman, tapi menggantikan iman kepada Kristus dengan kehormatan (Status) dan kemuliaan diri sendiri. Dan ketika impian itu mengecewakan, Yudas lalu berputar arah mencari sarana yang dipandang gampang dan bisa memenuhi kepuasannya sendiri. Yudas akhirnya menjadi pengkhianat tidak setia kepada Tuhannya. Padahal untuk menjadi murid Yesus, mengikut Tuhan Yesus, beriman kepadaNya dan hidup didalam Dia serta berjalan pada Yesus yang adalah Jalan, menuntut tekad yaitu pengenalan yang benar dan kesetiaan yang sungguh-sungguh.
- Petrus adalah gambaran pengikut Kristus yang mudah mengeluarkan tekad dan mengambil keputusan terlalu cepat, orang yang ketika dalam situasi krisis segera tenggelam dalam suasana hati penuh emosi, marah dan putus asa. Dan akibatnya adalah dapat bertindak anarkis.
- Jalan Tuhan Yesus adalah jalan kesengsaraan, jalan penderitaan, via dolorosa.Itulah jalan yang harus dilalui oleh Yesus, jalan yang akan membawa manusia pada penebusan dari dosa dan menerima keselamatan yang kekal.
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
Tipe manusia Yudas bisa nampak pada siapa saja, termasuk warga GPIBK. Demi gengsi atau haus kehormatan, maka apa saja, siapa saja termasuk iman kepada Yesus Kristus bisa diperdagangkan. Demikian juga tipe manusia Petrus, bisa nampak pada siapa saja termasuk kita warga GPIBK. Sering bertindak anarkis karena hati dikuasai oleh emosi, kemarahan dan putus asa. Bertindak anarkis kepada siapa saja yang dianggap mengancam ketenangan hidupnya.
Di Minggu Sengasara ke tujuh saat ini, kita diingatkan bahwa kitapun dipanggil untuk tidak mengganti iman kepada Tuhan Yesus dengan kehormatan diri sendiri atau gengsi pribadi, keluarga atau apapun juga. Kepada kitapun diingatkan juga bahwa menjadi pengikut dan murid-murid Kristus menuntut kesanggupan menyangkal diri, disiplin mengeluarkan tekad dan mengambil keputusan setelah tau dan memahami jalan dan kehendak Tuhan. JalanNya adalah jalan menuju keselamatan. Jalan Yesus adalah jalan yang meminum cawan dan berakhir di kayu salib. Kita dipanggil bukan hanya untuk tahu jalan itu, tetapi agar kita mulai, mau dan terus berjalan denganNya sebagai Juruselamat. karena berjalan pada jalanNya akan membawa kita menerima dan menikmati kehidupan dan keselamatan yang kekal. Amin
Tema : TAAT DAN SETIA SAMPAI AKHIR
Bacaan : Matius 27 : 32 – 55
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Pada hari ini seluruh umat yang percaya kepada Yesus Kristus merayakan peringatan kematian Yesus Kristus. Peristiwa kematian Yesus Kristus dalam penanggalan hari-hari raya Gerejawi di kenal dengan nama Jumat Agung. Jumat Agung pada tahun ini diperingati pada tanggal 15 April 2022. Jumat Agung adalah Hari Jumat sebelum Minggu Paskah, hari penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di bukit Golgota. Bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus, Jumat Agung merupakan hari raya yang sangat penting, sebab ketika perayaan ini dilaksanakan orang percaya akan memaknai bagaimana peristiwa penyaliban Yesus Kristus di bukit Golgota untuk menebus dosa-dosa manusia. Kematian Yesus Kristus di Bukit Golgota merupakan penyataan kasih Allah kepada manusia, inilah karya terbesar Allah untuk menyelamatkan manusia. Peristiwa ini juga merupakan kenyataan sikap Yesus Kristus yang taat dan setia kepada Bapa di Surga sesuai dengan misi-Nya. Oleh karena itu bagi setiap orang yang percaya akan karya penebusan Yesus Kristus akan diselamatkan.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Pekerjaan Yesus Kristus sejak ditangkap di Taman Getsemani sampai mati di kayu salib, di bukit Golgota menunjukan kesetiaan-Nya pada misi penyelamatan manusia. Oleh karena itu, mari kita lihat bersama bagaimana ketaatan dan kesetiaan Kristus sampai akhir menurut bacaan kita pada hari ini, yakni Matius 27 : 32 – 55. Ketaatan dan kesetiaan Kristus tidak dapat dipisahkan sebab bagaimana dikatakan taat kalau tidak setia. Jadi apabila dikatakan Yesus taat maka berarti Yesus juga setia. Gambaran ketaatan dan kesetiaan Yesus Kristus adalah sebagai berikut :
- Yesus rela memikul salib
Setelah Yesus Kristus dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus atas desakan orang-orang Yahudi maka mereka membawa Yesus ke bukit Golgota untuk disalibkan.Yesus dianiaya dan diludahi oleh serdadu-serdadu wali negeri Romawi. Yesus memikul salib-Nya sendiri, tetapi ditengah jalan ada seorang bernama Simon yang dipaksa memikul salib Yesus. Salib adalah lambang dosa manusi yang dipikul oleh Yesus Kristus. Mengapa Yesus rela memikul salib? Sebab semua dosa manusia harus ditanggung oleh Yesus Kristus. Hal ini dilakukan demi menyelamatkan manusia yang sudah berdosa, yang tidak dapat menyelamatkan dirinya dari kuasa dosa. Manusia dalam kehidupan sehari-hari selalu berbuat dosa, baik kepada sesama manusia maupun kepada Allah sehingga manusia harus datang kepada Yesus Kristus, menyerahkan dosa-dosanya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan yang sudah memikul dosa-dosa kita. Oleh karena itu, saudara-saudara percayalah kepada Yesus Kristus yang sudah rela memikul dosa-dosa saudara demi keselamatan saudara sekalian.
- Yesus rela disalibkan
Setelah mereka sampai dibukit Golgota, yakni sebuah tempat yang bernama Tempat Tengkorak maka Yesus disalibkan. Bersama dengan Yesus disalibkan dua orang penyamun, seorang disebelah kanan dan seorang disebelah kiri-Nya. Yesus dihujat, diolok-olok oleh pemuka-pemuka agama Yahudi. Yesus digantung dikayu salib dengan dipaku kedua tangan dan kaki-Nya. Ia mulai digantung disalib sejak pukul sembilan pagi. Pada pukul duabelas siang sampai pukul tiga sore kegelapan melanda daerah itu. Di antara jam tiga sampai enam sore Yesus mati. Ketika Yesus ada di kayu salib Dia mengatakan tujuh perkataan ini :
- Yesus berkata :” Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat.”
- Kata Yesus kepadanya (salah satu penjahat yang disalib di samping-Nya) “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama denga Aku di dalam Firdaus”
- Ketika Yesus melihat ibu-Nya(Maria) dan murid yang dikasihi-Nya( Yohanes) disampingnya berkatalah Ia kepada ibu-Nya : “Ibu inilah anakmu!”. Kemudian kata-Nya kepada murid-Nya”Inilah ibumu!”
- Pada kira-kira jam tiga siang berserulah Yesus dengan suara nyaring : “Eli,Eli, Lama sabakhtani? Artinya : Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?
- Sesudah itu, karena Yesus tahu bahwa segala sesuatu telah selesai, berkatalah Ia – supaya genaplah yang ada tertulis dalam kitab suci- : “Aku haus!”
- Sesudah Yesus meminum anggur asam itu, berkatalah Ia:”Sudah selesai”. Lalu Ia menundukan kepala-Nya.
- Yesus berseru pula dengan suara nyaring lalu menyerahkan nyawa-Nya:”Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”.
Ketujuh perkataan Yesus di kayu salib adalah menandakan pernyataan Yesus Kristus yang mulia untuk melaksanakan misi-Nya menyelamatkan manusia. Salib adalah kutuk bagi manusia, tetapi salib menunjukan kemuliaan Allah karena disitulah kemuliaan Allah dalam kasih karunia dinyatakan kepada manusia(bnd.Yoh.12:32).
- Yesus rela mati
Setelah Yesus disalib pada pukul sembilan pagi, enam jam kemudian Yesus mati yakni pada pukul tiga siang. Dia mati di kayu salib, di atas bukit Golgota dengan seruan : “Sudah selesai”. Pernyataan ini adalah pernyataan kemenangan. Yesus bagaikan seorang pejuang yang begitu gigih melawan penjajah sekalipun perjuangan begitu susah, harus dihina, diolok-olok atau dicaci-maki tetapi pada akhirnya dia beroleh kemenangan yang luar biasa, sehingga dia berkata “sudah selesai”. Kemudian sesudah Dia berkata : “Sudah selesai”, maka Ia menyerahkan nyawa-Nya : “Ya Bapa, ke dalam tangan-Mu Kuserahkan nyawa-Ku”. Ketika Ia menyerahkan nyawa-Nya menandakan bahwa Yesus telah mati. Yesus rela mati. Hal ini menimbulkan pertanyaan mengapa Yesus harus mati? Kematian Yesus Kristus bagi orang percaya adalah :
- Yesus menyerahkan diri-Nya untuk mati di kayu salib sebagai penebus dosa manusia (bnd.Yoh.12:24).
- Oleh kematian Yesus Kristus di kayu salib berarti tidak ada tembok pemisah antara orang Yahudi dan orang bukan Yahudi(bnd.Efesus 2:14-16).
- Oleh kematian Yesus Kristus semua orang percaya diselamatkan(bnd.Yoh.3:14-18).
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus,
Memperingati dan merayakan Jumat Agung atau Hari Kematian Yesus Kristus mengingatkan kepada kita bagaimana pekerjaan Yesus Kristus untuk menyelamatkan manusia yang ada di tengah-tengah dunia ini. Dia taat dan setia sampai akhir hidup-Nya. Dia rela memikul salib, rela disalibkan dan rela mati di atas kayu salib, semua itu Dia lakukan demi keselamatan semua orang yang percaya kepada-Nya. Oleh karena itu saudara-saudara percayalah kepada Yesus Kristus. Yesus berkata : “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal”. Keselamatan menjadi milik orang yang percaya kepada Yesus Kristus. AMIN.
Tema : Keselamatan Adalah Anugerah Allah Yang Diterima Melalui Iman
Bacaan : Efesus 2:1-10
Jemaat yang kekasih di dalam Tuhan Yesus Kristus,
Kejatuhan Adam dan Hawa kedalam dosa bukan hanya masalah ketidaktaatan, tetapi juga masalah ketidakpercayaan mereka kepada Allah. Ketika memakan buah pohon yang dilarang oleh Allah itu berarti Adam dan Hawa tidak lagi percaya kepada Allah. Adam dan Hawa merasa didustai oleh Allah. Mereka meragukan Allah, sehingga mereka lebih memilih percaya kepada iblis daripada Allah. Seandainya mereka mempercayai Allah ( Firman Allah), maka pasti mereka menaati-NYa dan tentu saja mereka menikmati kehidupan yang indah dan bahagia dalam persekutuan dengan Allah di teman Eden. Ketidakpercayaan Adam dan Hawa ini menghasilkan ketidaktaatan yang mendatangkan kematian rohani dan jamani, baik Adam dan Hawa maupun keturunannya. Dan inilah persoalan utama mnusia setelah kejatuhan kedalam dosa.Setelah jatuh kedalam dosa, Adam dan Hawa kelihatan masih hidup, namun sesungguhnya mereka sudah mati.Kematian yang dimaksudkan disini memang tidak bisa dilihat secara kasat mata karena kondisi kematiannya dalam aspek spiritual ( secara rohani).
Kita perlu memahami, bahwa tidak ada dosa dan akibat-akibatnya yang akan dialami oleh semua manusia seandainya Adam tidak berdosa. Dosa masuk kedalam kehidupan semua manusia karena kesalahan Adam( Rom.5). Alkitab menunjukan fakta akibat dari dosa Adam, semua manusia dilahirkan dengan natur yang rusak atau berdosa; dan dengan kesalahan dari dosa Adam yang diperhitungkan kepadanya.Sehingga akibatnya semua manusia mengalami kematian rohani yang ditandai dengan terputusnya/terpisahnya hubungan tubuh dari jiwa/rohnya. Secara khusu jika keadaan manusia yang mati secara rohani ( Yoh.5:24,Rom.5:12-21) sekarang ini berubah dalam diri manusia disepanjang hidupnya, maka kematian kekal atau kematian kedua menyertainya. Kematian kekal dimana manusiaakan dibuang kedalam neraka, yaitu tempat penyiksaan yang akhirnya membawa mereka jauh dari hadirat Allah untuk selama-lamanya.( Mat.10:28,2Tes.1:9).
Namun Allah yang penuh rahmat tidak membiarkan umat-NYa mati dalam keberdosaannya, tetapi Ia bertindak. Ia mengulurkan tangann kasih-Nya kepada manusia yang tidak mampu menyelamatkan dirinya.
Ada sebuah kisah, ada seekor kera yang sangat terampil melompat dari satu pohon ke pohon yang lain. Dia lebih cepat melompat dibandingkan dengan kera-kera lainnya. Namun pada suatu hari, cabang yang dipegangnya patah, sehingga ia terjatuh kedalam rawa-rawa yang dalam. Kera-kera sahabatnya berusaha menolong, tetapi mereka mampu untuk mengangkatnya. Kera yang malang itu pun berusaha sekuat tenaga untuk keluar dari dalam rawa-rawa itu, namun semakin ia berusaha dia semakin tenggelam kedalam rawa-rawa. Sehingga yang nampak diatas permukaan rawa-rawa itu hanyalah kedua tangannya.
Kisah ini mau menggambarkan tentang keadaan manusia setalah jatuh kedalam dosa, ia tidak berdaya menyelamatkan dirinya sendiri dari kuasa dosa kecuali hanya ditolong oleh Allah. Segala upayah perbuatan baik manusia, ritual-ritual keagamaan, kesalehan dan segala pengorbanan harta kekayaan sekalipun tidak mampu menolong manusia untuk keluar dari lumpur dosa. Itulah yang dimaksudkan oleh Rasulpaulus ketika ia berkata : “ Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri ( ayat 8-9).
Pernyataan Rasul Paulus yang tegas dalam ayat 8-9, “ Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu: Jangan ada orang yang memgahkan diri”.
Kita tidak mempercayai , bahwa keselamatan kita karena perbuatan-perbuatan baik atau karena iman ditambah perbuatan baik, juga bukan karena kita melakukan disiplin rohani setiap hari, seperti membaca Alkitab dan berdoa. Kita dibenarkan bukan bukan karena kita merasa benar, tetapi hanya karena anugerah Allah. Pembenaran tidak ada hubungannya dengan kelakuan( tingkah laku) kita yang benar. Kita hanya menjadi orang benar karena anugerah Allah melalui pengorbanan Yesus yang menjadikan kita demikian.
Johanes Calvin menyatakan deklarasi utama dari reformasi adalah sola gratia, yaitu keselamatan manusia hanya oleh anugerah Allah semata-mata ( ayat 5). Dan anugerah Allah ini harus diterima dengan iman.
Pertanyaan yang timbul adalah apakah ada peranan manusia dalam keselamatan yang dianugerahkan Allah? Dimanakah letak tanggung jawab manusia dalam keselamatan yang ia terima dari Allah? Mari kita perhatikan pernyataan Rasul Paulus : “ Sebab adalah kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman “. Dalam hal ini berarti kita diselamatkan oleh tindakan iman kepada Kristus. Dengan kata lain, anugerah keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan Kristus harus direspon dengan iman. Iman yang bukan hanya nampak dalam ungkapan bibir yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi harus nyata dalam kehidupan sehari-hari ( Yakobus 2:17).
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Peristiwa Paskah mengingat kita, bahwa kita yang dahulu sudah mati, tapi dihidupkan kembali i bersama dengan Kristus. Itu adalah khabar baik yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada Jemaat di Efesus. Kabar sukacita ini tidak hanya dialamatkan kepada anggota Jemaat Efesus, tetapi kepada semua orang yang telah mengalami keselamatan melalui penebusan Yesus Kristus.
Kita diselamatkan bukan karena perbuatan baik dan jasa kita, tetapi karena kasih karunia Allah. Pertanyaan yang timbul adalah apakah ada peranan manusia dalam keselamatan yang dianugerahkan Allah? Dimanakah letak tanggung jawab manusia dalam keselamatan yang ia terima dari Allah? Mari kita perhatikan pernyataan Rasul Paulus : “ Sebab adalah kasih karunia kamu telah diselamatkan melalui iman “. Dalam hal ini berarti kita diselamatkan oleh tindakan iman kepada Kristus. Dengan kata lain, anugerah keselamatan yang Tuhan berikan kepada kita melalui kematian dan kebangkitan Kristus harus direspon dengan iman. Iman yang bukan hanya nampak dalam ungkapan bibir yang mengaku percaya kepada Yesus, tetapi harus nyata dalam kehidupan sehari-hari ( Yakobus 2:17).
Tanggung jawab kita adalah menerima kasih karunia itu dengan penuh rasa syukur kepada Allah.Bagaimana dengan saudara-saudari saat ini? Apakah masih hidup didalam dosa ataukah kita hidup didalam pengucapan syukur atas penebusan yang dilakukan oleh Allah? Sudahkah kita menghormati dan menghargai penebusan Allah yang sangat mulia?
Melalui kebangkitan-Nya yang kita rayakan saat ini, mari kita hidup sebagai orang yang telah menerima kasih karunia dengan hidup berkenan kepada-Nya, menjauhi dosa dan kejahatan dan selalu hidup dalam pengucapan syukur kepada-Nya. Amin.
Tema : Aku Tahu Penebusku Hidup Dan Menyelamatkan
Bacaan : Ayub 19:1-29
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Tidak sedikit pengalaman hidup yang indah bila dikenang; sukses menata karir, sukses dalam berbisnis, anak-anak meraih cita-cita dan keluarga yang harmonis. Sehingga kita dikagumi, disenangi dan dihormati. Tetapi tidak sedikit juga pengalaman hidup yang pahit; mengalami penyakit yang sulit di sembuhkan, diperhadapkan dengan kematian, masa depan anak dianggap suram dan rumah tangga yang berada diambang kehancuran serta masih banyak lagi lika-liku kehidupan yang terjal kita alami. Dalam situasi ini pada umumnya orang-orang di sekitar kita membelakangi, menekan, mempersatukan sehingga situasi kita semakin buruk.
Kisah Ayub yakni kehilangan anak dan harta, penyakit yang mengerikan adalah refleksi tentang kehidupan seorang hamba yang sangat dinamis. Ia mengalami pukulan yang dahsyat menerpa spiritualitas kehambaannya, situasinya semakin buruk sebab sahabat-sahabatnya tidak menghiburnya tetapi mereka menyakiti dan menghina Ayub. Ayub berkata bahwa Allah tidak berlaku adil, Allah menanggalkan kemuliaan dan merampas mahkota hidupnya. Bagi Ayub, Allah membiarkan saudara dan temannya menjauh bahkan istri, budak dan anak semangnya tidak menghormati dan melupakannya. Jadi pada intinya Ayub mengungkapkan kepedihan hati yang begitu dalam sebagai seorang yang hancur tak berdaya, tanpa harapan, tanpa kehormatan dan belas kasihan. Oleh sebab itu Ayub memohon agar seluruh perkataannya itu ditulis, dicatat dalam kitab, terpahat dengan besi pengukir dan timah pada gunung batu untuk selama-lamanya. Hal ini dimaksudkan supaya manusia atau keturunan pada masa kemudian mengingat seluruh penderitaan dan kesedihannya.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Kemarahan Ayub terhadap situasinya bukanlah suatu kemarahan yang sifatnya menetap dan penderitaan Ayub bukanlah akhir dari segala hidup Ayub karena justru penderitaannya merupakan salah satu pijakan untuk bersaksi. Kata Yakub: “Tetapi aku tahu: Penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu.” Jadi iman Ayub lahir ditengah-tengah situasi ketiadaan iman dan ketiadaan harapan di tengah-tengah situasi penolakan dan perasaan putus asa yang total. Pengakuan “Penebusku hidup” mau mempersaksikan bahwa iman Ayub tidak ditempatkan pada generasi mendatang tetapi pengakuan imannya ditempatkan pada Allah yang menjadi saksinya. Di zaman Alkitab, tradisi Israel seorang “Penebus” adalah seorang kerabat atau saudara yang penuh kasih sayang datang untuk melindungi, membela dan menolong pada masa kesulitan (Imamat 25:25; Rut 1:4), dan membenarkan saudaranya yang menderita tersebut. Artinya ‘menebus’ terkait dengan Allah, dalam kitab Yeremia 50:34 ditulis demikian: “Tetapi Penebus mereka adalah kuat; Tuhan semesta nama-Nya. Tentulah Ia akan memperjuangkan perkara mereka, supaya Ia memberi ketentraman kepada bumi, tetapi kegemparan kepada Babel.” Karena itu, Ayub menyebut Allah yang membangkitkan dia di atas debu bahkan sekalipun seluruh daging kulit tubuhnya hancur ia tetap melihat Allah. Ayub tetap beriman jika ia mati ia akan melihat Allah dan menerima tubuh baru dari Tuhan. Kalimat penebusku hidup, dan akhirnya Ia akan bangkit di atas debu menunjuk kepada Yesus Sang Penebus yang akan datang untuk menyelamatkan umat-Nya dari dosa dan kutukan, membebaskan umat-Nya dari ketakutan dan memberi hidup kekal.
Jemaat yang dikasihi Tuhan Yesus Kristus,
Penderitaan Ayub merupakan bentuk ujian yang dipakai untuk mendidiknya, karena itu kita perlu meneladani Ayub, dengan kekayaan dan hikmatnya, dalam keterpurukan, dilukai oleh keluarga dan orang-orang disekitarnya tetapi ia tidak berpaling dari imannya kepada Tuhan. Ditengah keadaan yang terpuruk justru menemukan Allah yang hidup. Kekuatan imannya memampukan Ayub menata kehidupan dan memaknainya dengan cara yang baru. Dari firman ini mengajar kita untuk tetap beriman kepada Allah yang hidup di kala kita mengalami kesusahan dan penderitaan, sebab Dialah penebus, pembebas dan penyelamat. Mengajar juga kita untuk peka terhadap seruan orang-orang yang terluka, menolong mereka yang memohon belas kasihan, tetap menjadi sahabat yang mengasihi setiap waktu seperti kata pengamsal, Amsal 17:17: “Seorang sahabat menaruh kasih setiap waktu, dan menjadi seorang saudara dalam kesukaran.” Tuhan Yesus memberkati. Amin
Tema : Pentingnya Pendidikan
Bacaan : Kejadian 18:16–33
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Kita bersyukur karena saat ini kita telah memasuki bulan Mei 2022. Oleh Sinode GPIBK bulan Mei di jadikan sebagai bulan Pendidikan sehubungan dengan hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada setiap tanggal 2 Mei. Topik khotbah kita saat ini berhubungan dengan pengajaran atau Pendidikan. Kita semua mungkin pernah mendengar ungkapan yang berkata :”KECIL TERANJA-ANJA BESAR TERBAWA-TAWA.” Arti dari pepatah ini adalah seorang anak, apa yang diajarkan pada masa kecil pasti akan di terbawa sampai dia menjadi dewasa. Karena itu pengajaran di masa kecil sangat menentukan apa bila kelak anak itu menjadi dewasa. Karena itu Pendidikan seyogianya di mulai sejak anak masih usia dini. Bahkan menurut para ahli masih dalam kandungan, Pendidikan itu sudah di mulai tentunya dengan cara-cara yang di terapkan oleh para ahli, dan Pendidikan yang baik sebagai bekal hidup apabila anak itu menjadi dewasa kelak.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Pembacaan kita saat ini dilatarbelakangi oleh kehidupan penduduk Sodom yang banyak melakukan hal-hal yang tidak berkenan kepada Allah. Tentang hal itu, Tuhan berkenan menjumpai Abraham bersama dengan istrinya Sara, melalui tiga orang sementara Abraham beritirahat di kemahnya di dekat pohon Tarbantin di Mamre untuk menyampaikan berkat yang akan mereka terima dengan mendapatkan seorang anak laki-laki ( psl.18:10 ). Dalam penampakan Tuhan melalui tiga orang tersebut,, Tuhan menjelaskan bagaimana keluh kesah orang-orang tentang Sodom dan Gomora yang penduduknya hidup jauh dari hadapan Tuhan. (20). Sebelumnya Tuhan telah mengingat bahwa Abaraham telah dipilihNya dari awal supaya setiap hal-hal yang baik yang telah disampaikan kepada Abraham disampaikanpula kepada anak-anaknya dan keturunannya. Supaya anak-anak dan keturunannya tetap hidup menurut jalan yang di tunjukan Tuhan dengan melakukan kebenaran dan keadilan (19). Walaupun saat itu Abraham belum mempunyai anak, tetapi perihal tentang Pendidikan dan pengajaran sudah di rancang oleh Tuhan kepada Abraham karena Abraham bersama keturunannya akan menjadi suatu bangsa yang besar. Tuhan merancang bagaimana Abraham akan berperan dalam pengajaran walaupun anaknya itu belum lahir. Ini di masudkan bahwa pengajaran yang dimaksud bukan hanya untuk anak sendiri tetapi juga untuk orang lain. Pemilihan Abraham bukan hanya menjadi pemimpin rohani dalam rumahnya, tetapi bertujuan pula untuk pengajaran dan Pendidikan tentang kebaikan dan keadilan untuk gererasi selanjutnya bahkan atas semua penduduk bumi. Atas otoritas Allah yang memilih secara khusus Abraham sebagai orang pilihannya, maka atas doa syafaat atau permohonan yang disampaikan Abraham terkesan seperti ada hal tawar menawar antara Allah dan Abraham. Hal ini terjadi karena Abraham sebagai orang yang beriman yang di Imani pula sebagai orang yang bersahabat dengan Allah (Yakobus 2:23). Atas status itu Abraham berkenan menaikan doa syafaat untuk keselamatan sebagian penduduk Sodom yang masih hidup berkenan kepada Allah. Abaraham juga menyadari bahwa walaupun dia ada dalam percakapan dengan Allah yang Maha Kuasa, dia tetaplah manusia biasa yang hanya terbuat dari debu dan abu (27). Dia tidak boleh sombong dan angkuh. Abraham juga adalah orang tidak hanya mementingkan dirinya sendiri atau egois. Nyata dalam doa syafaat yang di sampaikan kepada Allah adalah untuk keselamatan orang lain yaitu penduduk Sodom. Dia tidak mementingkan dirinya sendiri, keluarganya bahkan kelompoknya, tetapi peduli dengan sesamanya agar diberi pengampunan dan keselamatan dari Tuhan.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Dari Firman Tuhan yang kita dengarkan saat ini kita dapat merenungkan beberapa hal yaitu :
Pertama : Tuhan memilih dan menentukan Abraham sebagai dengan pilihanNya dengan tujuan agar dia menjadi saluran berkat bagi sesama dan dunia pada umumnya. (18)
Kedua : Salah satu berkat yang harus disampaikan oleh Abraham adalah mengajar dan memerintahkan anak-anaknya dan keturunannya untuk hidup dalam kebaikan dan keadilan. Ini menjadi tanggung jawab orang tua kepada anak-anaknya dan di mulai dalam keluarga (19)
Ketiga : Mendoakan orang lain adalah menjadi kewajiban orang yang telah dipilih oleh Tuhan. Karena kita sama-sama mendiami satu bumi yang diciptakan Tuhan. Seperti yang telah dilakukan oleh Abraham yang mendoakan penduduk Sodom untuk keselamatan mereka.
Keempat : Ketika menjadi orang yang diberkati, jangan hanya mempergunakan berkat itu secara egois, tetapi dapat disalurkan kepada orang lain termasuk anak-anak dan generasi berikut baik yang ada dalam lingkungan keluarga maupun untuk orang lain.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Melalui firman Tuhan hari ini mengajak kita untuk menimani bahwa melalui pengorbanan Kristus yang menyelamatkan kita, itu adalah wujud bahwa Allah tidak mempertahankan kemuliaanNya terapi Dia rela menjadi Manusia dan menganugerahkan keselamatan yang sejati baik ketika kita ada di dunia maupun ketika kita akan meninggalkan dunia ini.Kita juga telah di pilih dan ditentukan untuk menjadi saluran berkatNya. Hendaklah itu kita laksanakan dalam kehidupan kita sebagai orang tua melalui pengajaran-pengajaran tentang kebaikan yang kita sampaikan dalam lingkungan keluarga secara khusus kepada anak-anak kita atau kepada keturunan kita. Perhatian tentang Pendidikan dan pengajaran kiranya jangan hanya pada anak-anak kita semata tetapi anak-anak orang lain termasuk termasuk pengajaran yang baik yang dinyatakan dengan pola hidup yang sopan dan santun, bersikap selalu yang memberi contoh sehingga itu diteladani oleh generasi selanjutnya. Itulah yang menjadi pengajaran yang berkesinambungan. Bukan hanya pengajaran ilmu pengetahuan dan teknologi tetapi pengajaran tentang sikap dan karakter yang baik. Pengajaran ini hendaknya dilaksanakan secara terus-menerus atau Pendidikan seumur hidup (life long education). Karena kepada anak-anak dan generasi muda yang baik dan terdidik tersimpan masa depan gereja, bangsa dan negara. Dengan kemajuan teknologi yang bisa mempengaruhi pola hidup anak-anak kita maka kita diingatkan untuk mengontrol pergaulan anak-anak kita agar tidak mudah terpengaruh dengan perkembangan dunia yang menjerumuskan pada hal-hal yang tidak baik. Selain itu kita juga diingatkan untuk mendukung setiap program Pendidikan yang dilaksanakan baik di lingkunagn gereja dan pemerintah untuk perkembangan anak-anak kita ke depan. Kewajiban kita pula untuk mendoakan anak-anak kita agar betumbuh sesuai dengan kehendak Tuhan, sehingga mereka menjadi dewasa menjadi saluran berkat kebaikan untuk gereja, bangsa dan negara. Amin
Tema : Generasi yang mengasihi Tuhan Allah
Bacaan : Ulangan 6:1-25
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Tuhan Allah menciptakan dunia dengan segala isinya secara teratur, dan Diapun menata segenap kehidupan di dalam dunia ciptaanNya dengan berbagai peraturan. Setiap peraturan yang Tuhan Allah tetapkan bertujuan agar manusia hidup teratur tidak hidup sembarangan dan yang paling utama adalah agar manusia selalu ingat kepada Allah Sang Pencipta. Dengan selalu mengingat semua yang telah Allah kerjakan bagi manusia, maka manusia seharusnya mengasihi Tuhan Allah dengan seluruh keberadaan hidupnya.
Umat Israel di zaman Nabi Musa bahkan di sepanjang zaman dari waktu ke waktu terus menikmati kasih dan pemeliharaan Tuhan Allah. Ketika mereka dibebaskan dari tempat perbudakan di Mesir dengan cara yang ajaib oleh kemahakuasaan Tuhan Allah, maka dengan keajaiban kuasaNya itu jugalah Tuhan Allah menuntun mereka dalam perjalanan panjang di padang gurun menuju tanah perjanjian. Perjalanan panjang itu adalah masa dimana umat Israel dipersiapkan untuk memasuki dan menduduki tanah Kanaan, tanah yang telah Tuhan Allah janjikan kepada nenek moyang mereka.
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
Puluhan tahun berkelana di padang gurun yang tentunya tidak nyaman membuat umat Israel begitu bersemangat ketika Musa menyampaikan bahwa di tanah yang dijanjikan itu mereka butuhkan akan terpenuhi baik itu kota-kota yang besar yang tidak mereka bangun, rumah-rumah yang lengkap dengan segala perabotan yang tidak mereka beli, sumur-sumur yang berlimpah airnya yang tidak mereka gali, maupun kebun-kebun anggur dan kebun-kebun zaitun yang tidak mereka tanam. Mereka akan menikmati itu semua secara gratis, semuanya sudah tersedia tinggal dinikmati saja.
Akan tetapi, untuk bisa menikmati semua kelimpahan berkat itu, mereka harus hidup menurut aturan yang Tuhan Allah tetapkan lewat pengajaran yang Musa sampaikan kepada mereka. Melalui nabi Musa, Allah menyampaikan kehendakNya kepada umatNya. Ada banyak peraturan dan perintah Allah untuk ditaati oleh umat Israel, dan perintah itu terpusat pada satu perintah utama, yaitu “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu” (ay. 5). Perintah utama ini disampaikan sesudah ungkapan pengakuan yang diperdengarkan oleh Musa kepada mereka, “Dengarlah, hai orang Israel: Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!” (ay. 4).
Musa menegaskan kepada umat Israel untuk mengasihi Tuhan yang adalah Allah, Allah yang mengatasi segala allah yang kemahakuasaanNya mengatasi langit, bumi dan segala isinya. Tidak ada allah selain Tuhan Allah yang membebaskan mereka dari perbudakan. Tidak ada tuhan yang lain yang harus mereka sembah selain Tuhan Allah yang diimani oleh nenek moyang mereka Abraham, Ishak dan Yakub. Bangsa-bangsa disekitar mereka menyembah allah, illah, tuhan, dewa. Agar mereka tidak terpengaruh terhadap penyembahan-penyembahan berhala yang dilakukan oleh bangsa-bangsa kafir, maka kepada mereka diingatkan/diperdengarkan lagi oleh Musa : “Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu esa!”.
Kepada Tuhan Allah yang esa itulah kasih mereka harus dinyatakan dengan sungguh-sungguh. Hanya kepada Tuhan Allah-lah seluruh kasih mereka terarah, bukan kepada para allah, ilah, dewa atau siapapun diluar Tuhan Allah. Dengan demikian maka hidup dan kehidupan mereka benar-benar terpusat hanya kepada Allah. Amanat itu harus mereka ajarkan kepada semua generasi muda (anak-anak) mereka secara turun temurun, karena selalu ada pergantian generasi. Ada generasi baru yang muncul dan akan terus muncul sesudah generasi yang keluar dari tanah Mesir. Generasi yang muncul kemudian, tidak mengalami secara langsung bagaimana Tuhan Allah dengan kasihNya yang luar biasa menyatakan keajaiban kuasaNya ketika umat Israel ditindas di Mesir, dimerdekakan, dibawa ke padang gurun, dan disertai ketika memasuki dan menduduki tanah Kanaan.
Kesaksian tentang kasih Allah sekaligus juga semua bentuk pengajaran dari Allah, hukum-hukumNya, ketetapan-ketetapanNya, haruslah diajarkan kepada anak-anak mereka secara berulang-ulang disegala waktu. Dengan demikian, generasi Israel dari waktu ke waktu akan menjadi generasi yang mengasihi Tuhan Allah, tidak melupakan Tuhan Allah dan tetap hidup sesuai dengan kehendakNya. Ketaatan pada aturan dan ketetapan dari Tuhan Allah akan membuat mereka semakin menyenangkan hati Tuhan, karena ada sikap iman yang mau takut akan Allah, mengasihiNya dan hidup dalam keselamatan dari padaNya.
Itulah yang diingatkan oleh Musa kepada umat Israel, untuk lebih mengutamakan kasih kepada Allah, karena dengan mengasihi Tuhan Allah mereka juga sekaligus akan dituntun untuk mengasihi sesama. Mengasihi sesama akan membawa mereka pada kemampuan untuk membangun sebuah keluarga Allah yang sungguh-sungguh saling memberkati, melayani dan menopang.
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
Tugas berat yang diemban setiap orang tua dalam keluarga umat Israel, adalah mengajarkan setiap ketetapan dan perintah/aturan Allah kepada anak-anak mereka secara berulang-ulang, membicarakannya apabila sedang duduk dirumah, dalam perjalanan, berbaring, bangun, dengan kata lain dalam segala situasi dan kondisi. Bukan cuma mengajarkannya berulang-ulang disetiap kesempatan dan dalam segala keadaan, tetapi juga mengikatkan itu sebagai tanda pada tangannya juga pada dahinya. Para orang tua Israel harus menuliskan ayat-ayat hukum Taurat, menaruhnya di dalam kantong-kantong kulit yang kecil dan kantong-kantong tersebut diikatkan pada lengan dan dahi. Artinya, hukum Tuhan tidak bisa terlepas dari kehidupan generasi muda Israel; hukum Tuhan harus erat melekat dalam diri dan hidup mereka. Bahkan hukum Tuhan juga ditulis pada tiang pintu rumah dan pada pintu gerbang. Hal itu dimaksudkan agar seluruh keluarga dan seluruh umat itu tetap hidup sesuai kehendak Allah, benar-benar mengasihi Tuhan Allah serta menjadi kuat dalam iman.
Tuhan Allah memperlengkapi umatNya karena mereka akan menjadi saksi bagi bangsa lain tentang Tuhan Allah dan kemahakuasaanNya. Dengan mengasihi Tuhan Allah, umat Israel mampu menguatkan iman mereka sekaligus juga iman keturunan mereka sehingga keturunan demi keturunan hidup dalam pengenalan yang benar tentang Allah dan mampu mempraktekkan hidup yang mengasihi Allah.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Mengajarkan tentang kasih kepada Tuhan Allah bukan hanya tugas para orang tua bangsa Israel, tapi juga bagi kita. Bukan Cuma ada di masa lampau, tapi juga dimasa kini bahkan disepanjang masa. Kasih kepada Allah jangan pernah diabaikan. Pengajaran kepada anak-anak tentang hal itu, jangan pernah diabaikan. Anak-anak kita perlu diajar dan belajar tentang ilmu pengetahuan dan tekhnologi, tapi jangan sampai mengabaikan ajaran tentang iman kepada Yesus Kristus dan kasih kepada Tuhan Allah. Dan tugas itu adalah tugas utama para orang tua dalam keluarga, orang-orang yang dituakan, Gereja, Pemerintah, Keluarga. Tugas itu adalah juga amanat Yesus Kristus kepada murid-muridNya, umatNya, GerejaNya yaitu, “ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Ku-perintahkan kepadamu” (Matius 28:20b). apa perintah Yesus kepada kita? Itulah segala ketetapan dan peraturanNya, itulah segenap hukum-hukumNya. Dan karena itu, tugas kita semua sekarang adalah mengajarkan kasih kepada Allah kepada anak-anak kita, agar mereka menjadi generasi yang mengasihi Tuhan Allah. Ajarkanlah itu disetiap waktu dan dalam segala situasi. Amin
Tema : Jadilah Orang Berhikmat
Bacaan : Amsal 9 : 1 – 18
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Pada hari ini kita berada di Minggu Paskah V. Minggu ini kita diajak untuk menjadi orang yang berhikmat,
sebagaimana firman Allah berkata : “Permulaan hikmat adalah takut akan TUHAN dan mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian”(Amsal 9:10). Kita diajak untuk mawas diri. Banyak hal terjadi di tengah-tengah dunia ini, seperti penyakit, penipuan berkedok pinjaman online, peperangan, dan berbagai hal yang menguras tenaga, materi, pikiran, dan perasaan. Oleh karena itu marilah belajar dengan berhikmat supaya kita bisa membedakan manakah kehendak Allah dan mana yang bukan kehendak Allah. Dengan kata lain kita diajak, “jadilah orang berhikmat”. Hikmat adalah suatu pengertian, dan pemahaman yang dalam mengenai orang, barang, kejadian atau situasi yang menghasilkan kemampuan untuk menerapkan persepsi dan penilaian sesuai pengertian tersebut. Menurut Raja Salomo, dalam 1 Raja-raja 3:16-28, hikmat adalah kemampuan untuk memahami dan mengatasi masalah kehidupan sehari-hari, moral yang benar dalam cara hidup dan pola pikir yang sejalan dengan kehendak Allah.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Nah, Jadilah orang berhikmat. Bagaimana menjadi orang berhikmat? Bagaimana untuk memiliki kemampuan untuk memahami dan mengatasi masalah kehidupan sehari-hari ?
- Mengenal Tuhan
“…mengenal Yang Mahakudus adalah pengertian”. Langkah pertama untuk mendapatkan pengertian dan pemahaman yang sesuai dengan kehendak Tuhan adalah mengenal Tuhan yang kita sembah dan yang kita percaya. Orang Kristen adalah orang yang percaya kepada Yesus Kristus sebagai satu-satunya Tuhan dan Juruselamat manusia. Tuhan Yesus Kristus adalah :
- Tuhan Mahapencipta
“karena di dalam Dialah telah diciptakan segala sesuatu yang ada di sorga dan yang ada di bumi, yang kelihatan yang yang tidak kelihatan ….”Kolose 1 : 16. Jadi Tuhan Yesus adalah pencipta segala sesuatu.
- Tuhan Mahakuasa
Tuhan berkuasa atas kehidupan manusia bahkan rencana manusia tetap ada dalam kehendak kuasa-Nya.
- Tuhan Mahakudus
Tuhan sebagai pribadi yang kudus menyatakan diri-Nya sebagai Allah yang sama sekali tanpa dosa dan benar sama sekali (Im.11:44-45).
- Tuhan Mahahadir
Tuhan ada di mana-mana sekalipun manusia berada di tempat tersembunyi, Allah tetap ada dan menguasai kehidupannya (Ams. 15:3).
- Tuhan Mahatahu.
Kemahatahuan Tuhan berarti bahwa sama sekali tidak ada sesuatu pun yang tidak diketahui oleh Tuhan Yesus Kristus.
Itulah Tuhan kita Yesus Kristus yang harus diketahui oleh semua orang yang percaya kepada-Nya agar kita tahu siapa sebenarnya Tuhan kita. Terpujilah nama Tuhan.
- Takut kepada Tuhan
Ketika saudara melihat uang Rp 50.000,- jatuh di jalan, apa yang saudara lakukan? Ada orang yang pura-pura berhenti lalu mengambil uang itu dan terus berjalan. Padahal dia tahu walaupun orang tidak melihat, namun ada Tuhan yang melihat. Tuhan juga berfirman : “Jangan mencuri” tetapi toh tetap mencuri. Kapankah orang takut pada Tuhan, ya saat ada orang yang melihat. Artinya orang akan takut pada Tuhan kalau ada orang yang melihat.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Kata takut bahasa Ibrani : Yara memiliki tiga pengertian :
- Takut dan gemetar, seperti orang yang takut ketika berhadapan dengan musuh yang jauh lebih besar dan kuat.
- Hormat disertai kekaguman, seperti rasa takut rakyat kepada rajanya yang baik danbijaksana.
- Takut dalam arti mengasihi dan menghormati.
Kata takut yang paling tepat dalam ayat ini adalah mengasihi dan memiliki rasa hormat kepada Tuhan.
Takut akan Tuhan adalah kesadaran akan kekudusan, keadilan dan kebenaran-Nya sebagai pasangan terhadap kasih dan pengampunan-Nya, yaitu mengenal Dia dan memahami sepenuhnya siapakah Dia (Amsal 2:5). Takut akan Tuhan berarti memandang Dia dengan kekaguman dan menghormatinya sebagai Allah karena kemuliaan, kekudusan, keagungan dan kuasa-Nya yang besar (Filipi 2:12). Adapun manfaat takut akan Tuhan adalah :
- Memperoleh hikmat (Amsal 9 : 10)
- Memperoleh pengetahuan (Amsal 1 : 7)
- Memperpanjang umur (Amsal 10 : 27)
- Sumber kehidupan (Amsal 14 : 27)
Apabila seseorang mulai hidup takut akan Tuhan maka ia akan belajar mengenal Tuhan, membenci kejahatan, dan mulai terbuka akan didikan yang mendatangkan hikmat (Amsal 15:33).
- Taat Melakukan Firman Tuhan
Tanpa ketaatan pada Firman Tuhan kita tidak akan pernah mengalami perubahan hidup. Yesus berkata bahwa orang yang hanya sekedar tahu tetapi tidak taat pada Firman Tuhan adalah orang yang bodoh. Dan orang yang melakukan Firman Tuhan adalah orang yang bijaksana.
Dalam Matius 7:24, Yesus berkata : “Orang yang mendengar dan melakukan perkataan-Nya sama dengan orang yang bijaksana, sebaliknya orang yang mendengar tetapi tidak melakukannya sama dengan orang yang bodoh”.
Mengenal semua isi Alkitab tetapi tidak melakukannya hanya akan membuat kita sama seperti tong kosong yang nyaring bunyinya. Dari luar kita mungkin terlihat bijaksana tetapi saat kita diperhadapkan dengan kondisi sulit kita mulai meragukan Tuhan.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Apabila saudara rindu menerima hikmat dari Tuhan pada hari ini, belajarlah untuk mengenal Tuhanmu lebih sungguh-sungguh, belajarlah untuk hidup hormat dan takut akan Tuhan, hidup taat melakukan setiap Firman-Nya. Mintalah kekuatan dari Tuhan untuk memampukanmu menjadi pribadi yang taat dan takut kepada Tuhan. Semakin saudara hidup takut akan Tuhan dengan sungguh-sungguh, maka semakin saudara dipenuhi dengan hikmat dari sorga. AMIN.
Tema : Kebangkitan Kristus Menyatukan Yang Berbeda
Bacaan : Yohanes 20:24-29
Bangsa kita dikenal sebagai bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai suku, budaya, bahasa, adat istiadat, latar belakang pendidikan, social, politik, agama dan sebagainya. Disatu sisi, keberagaman ini dapat dilihat sebagai suatu kekayaan bangsa yang sangat indah dan tak ternilai harganya. Namun disisi lain, kepelbagaian ini dapat menjadi ancaman bagi persatuan dan kesatuan bangsa kita karena terdapat berbagai karakter dan kepentingan, baik pribadi, golongan maupun kelompok dalam masyarakat.
Dalam banyak hal kondisi seperti ini sering mengakibatkan terjadinya persaingan, gesekan, ketegangan dan pertengkaran.
Sebagai lembaga keagamaan, kehidupan beregereja pun dikenal sangat majemuk dengan beragam potensi konflik karena terdiri dari berbagai aliran/denominasi, dogma, aturan, cara beribadah, system pengelolaan organisasi dan lain sebagainya. Demikian pun secara internal dalam sebuah jemaat lokal, warga gereja dengan berbagai sifat, perilaku, keinginan, sudut pandang , pemahaman, asal suku, latar belakang pendidikan, status social yang berebeda. Dengan memperhatikan berbagai fakta kemajemukan ini, maka dalam rangka perayaan HUT PGI ke-72 ini, maka tema : Kebangkitan Kristus menyatukan perbedaan menjadi relevan untuk dihayati.
Dari dulu hingga sekarang fakta kebangkitan Kristus masih sulit diterima oleh kalangan tertentu, terutama mereka yang lebih mengedepankan rasionalitas dalam menerima segala hal. Sulitnya kaum rasional menerima fakta kebangkitan Kristus disebabkan karena bicara kebangkitan berarti bicara soal kehidupan sesudah kematian. Dan ini adalah sesuatu yang tidak rasional. Meragukan fakta dan nilai kebangkitan Kristus merupakan pertanda munculnya sikap yang meragukan “ elemen terpenting “ dari keyakinan kekristenan, seperti yang ditegaskan oleh Rasul Paulus, bahwa tanpa kebangkitan, maka sia-sialah iman kita. Hal ini menunjukan bahwa kebangkitan Kristus merupakan “elemen terpenting” bagi fondasi kekristenan.
Tomas, salah satu murid Yesus masuk dalam kalangan mereka yang meragukan kebangkitan Kristus.Kendati Maria Magdalena ( 20:16)dan murid-murid yang lain( 20:19-22) telah menceriterakan pertemuan mereka dengan Yesus., Tomas tetap tidak percaya, ia ingin bukti. Dalam ayat 24,25, ia mengatakan : Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya,
Sekali-kali aku tidak akan percaya.”.tomas memiliki pendirian dan pendapat yang berbeda dengan murid-murid yang lain. Ia menyatakan diri sebagai seorang yang berbeda dan tidak mudah menerima pendapat orang lain. Ia baru menjadi percaya setelah Yesus menemui mereka dengan salam damai sejahtera-Nya dan secara khusus mempersilahkan Tomas melihat tangan Yesus dan mencucukan tangannya kedalam lambung Yesus.
Perhatian Yesus terhadap murid-murid-Nya dan cara Yesus membuktikan fakta kebangkitan-Nya, menjadikan Tomas yang tadinya ragu menjadi percaya dan berkata : “ Ya Tuhanky dan Allahku” Tomas menjadi percaya bahwa Yesus adalah TUhan dan Allahnya. Pengakuan ini terjadi selain karena Tomastelah melihat, tetapi juga karena ia telah mengalami perlakuan kasih, penerimaan dan penghargaan dari Yesus atas dirinya. Selanjudnya Yesus berkata kepada Tomas : Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya, berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya.
Jemaat yang dikasihi didalam Tuhan,
Yesus memberi respon terhadap perubahanTomas, bahwa menjadi percaya karena telah melihat Yesus.Namun demikian menurut Yesus, bahwa orang yang percaya kepada-Nya tanpa melihat kehadiran Yesus secara fisik adalah orang yang berbahagia. Hal ini berarti, bahwa orang yang melihat suatu keajaiban adalah baik, namun iman jauh lebih baik ketika seseorang menjadi percaya kendati ia tidak melihat. Jadi, yang peling penting adalah memiliki iman walaupun tidak melihat mujizat-mujizat Yesus terutama kebangkitan-Nya.
Sejak awal kekristenan hingga kini, berita tentang kebangkitan Yesus mendapat berbagai tanggapan, bahkan penolakan, baik dari luar maupun dari dalam kekristenan itu sendiri. Dari luar terdapat penganut agama lain mengatakan, bahwa orang Kristen adalah pembohong. Karena menurut mereka mana mungkin ada kebangkitan tubuh dari antara orang mati. Fakta kubur kosong bukan karena Yesus bangkit, melainkan karena murid-murid yang mencuri mayat Yesus. Perbedaan-perbedaan ini banyak kali didialogkan dan diperdebatkan hingga menimbulkan berbagai gesekan dan ketegangan.
Ada pihak yang menghargai perbedaan itu, tapi ada juga yang memanfaatkan perbedaan itu sebagai dasar untuk saling merendahkan, menyalahkan, menjatuhkan dan mempermalukan satu sama lainnya.
Sementara dari dalam kekristenan itu sendiri, selain terdapat berbagai denominasi gereja/aliran , tapi juga terdapat berbagai perbedaan sikap, sudut pandang teologi, karakter, cara mengekspresikan iman, aturan organisasi dan kepentingan warga gereja. Akibatnya ada yang bersikap membenarkan diri dan menyalakan orang lain. Dan tentu saja hal ini sangat merugikan persekutuan, kesaksian dan pelayanan gereja.Ditengah masayarakat, bangsa dan Negara.
Menghargai perbedaan dengan cara hadir, berdialog, dan bekerja sama adalah jalan terbaik untuk menjembatani berbagai perbedaan.Inilah yang dilakukan oleh Yesus.Ia hadir dan bertemu dengan murid-murid-Nya, secara khusus dengan Tomas. Ia berdialog dengan Tomas, menyamakan persepsi dan mau bekerja sama dengan cara bersama-sama mengulurkan tangan. Yesus mengulurkan tangan disambut Tomas dan Ia memperkenankan Tomas masuk untuk menyentuh tubuh-NYa untuk menemukan kebenaran.
Gereja perlu membangun dialog dengan berbagai pihak, termasuk dengan yang berbeda pendapat. Bukan hanyabersifat formal seremonial, tapi dialog dalam bentuk kerja sama untuk mengatasi berbagai persoalan kehidupan. Gereja adalah tubuh Kristus denganbanyak anggota yang berbeda-beda dan Ia adalah kepala gereja. Dengan demikian, apa yang dilakukan oleh setiap warga gereja harus mencerminkan kehadiran Kristus ditengah dunia ini sebagai pemersatu. Oleh sebab itu, setiap orang percaya, baik dalam keluarga, jemaat dan masyarakat perlu hidup dalam kasih, peduli dan peka terhadap kebutuhan dan persoalan orang lain sebagai upayah untuk mewujudkan suatu persekutuan yang indah didalam Kristus.
Jemaat yang dikasihi didalam Tuhan,
Peringatan HUT PGI yang ke-72 kali ini merupakan momentum penting bagi kita untuk mensyukuri segala penyertaan Tuhan bagi kebersamaan bergereja di Indonesia dengan segala suka dukanya, tetapi juga gereja-gereja di Indonesia dimampukan oleh kuasa kebangkitan Kristus untuk saling menerima dan menghargai berbagai perbedaan sejarah, dogma, liturgy dan aturan organisasi gereja-gereja di Indonesia.
Adalah hal yang keliru jika sebagai satu tubuh didalam Kristus, kita saling menjatuhkan, mengorbankan menyalahkan, mementingkan diri sendiri atau merasa paling benar. Biarlah semua gereja dapat hidup rukun dan damai dalam semangat kebersamaan agar berkat Tuhan diperintahkan-Nya kepada kepada kita dan boleh dirasakan dan dinikmati bersama. Amin.
T e m a : BERKAT DI BALIK PERGUMULAN HIDUP
Bacaan : Matius 11:25-30
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Kita semua mungkin pernah mendengar satu pepatah yang mengatakan : “DI UJUNG CAMBUK ADA EMAS.” Secara harafiah kalau kita mengartikan dua kata yang di gunakan dalam pepatah ini sangat bertentangan. Dua kata tersebut adalah cambuk dan emas. Cambuk adalah alat untuk melecut binatang (seperti kuda, kerbau, dsb), berupa jalinan tali dari serat tumbuhan, benang dan pada ujungnya biasanya ditaruh benda berupa logam yang tajam. Karena itu, Ketika kita mendengar kata cambuk maka yang terbersit dalam pikiran kita adalah rasa sakit, perih, dari obyek yang kena cambuk apakah itu binatang apa lagi manusia.Umumnya kalau pada manusia pasti berusaha untuk menjauh dari pukulan cambuk itu. Sedangkan kata yang kedua adalah emas. Emas adalah logam mulia berwarna kuning yang dapat ditempa dan dibentuk yang mempunyai nilai jual sangat tinggi. Karena itu mendengar kata emas biasanya yang terbersit dalam pikiran kita adalah sesuatu benda yang sangat berharga dan pada umumnya orang mendambakan untuk memiliki benda berharga itu.Benda pertama yaitu cambuk orang berusaha untuk menjauhinya sedangkan benda yang kedua yaitu emas orang berusaha untuk memperolehnya. Tetapi ketika kita mengartikan arti dari pepatah di atas, ternyata mempunyai makna yang sangat berarti dan bermakna bagi kehidupan manusia. Secara sederhana pepatah di atas dapat diartikan bahwa disetiap peristiwa buruk atau di setiap pergumulan yang dialami pasti pada akhirnya punya manfaat yang mendatangkan kebaikan. Contoh : seorang anak yang diajar dengan keras oleh seorang guru, pada akhirnya anak itu dapat memperoleh ilmu dan ahklah yang baik di kemudian hari ketika anak itu tumbuh menjadi dewasa. Tentang hal itu banyak pengalaman-pengalaman hidup yang telah menginspirasi kita masing-masing. Apakah ketika kita masih kecil atau usia sekolah atau mungkin ketika kita sudah menjadi dewasa.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Latar belakang pembacaan kita saat ini adalah merupakan kecaman Yesus atas beberapa kota dimana Dia banyak melakukan mujizat tetapi penduduk kota itu tidak bertobat ( ayat 20-24) Akibat kedegilan hati penduduk yang tidak bertobat, akhirnya kasih Allah bukan dinyatakan pada mereka sebagai orang-orang yang pandai tetapi kasih Allah dinyatakan kepada orang-orang yang kecil (25). Sebab segala pelayanan yang di lakukan oleh Yesus adalah merupakan wujud kasih dan rahmat Allah bagi dunia karena semua kuasa itu telah diserahkan kepada Yesus (27). Ada kelompok-kolompok tertentu yang tidak menerima Yesus dan pengajaranNya. Padahal sesungguhnya seluruh hidup dan pelayanan Yesus bagi dunia adalah merupakan suatu undangan Allah agar manusia mendapatkan sentosa dan keselamatan. Karena itu mulai ayat 28-30 adalah merupakan panggilan bagi jiwa-jiwa yang berbeban, yang terpinggirkan, yang dianggap sebagai kelompok yang kecil, tidak pandai dan tidak bijak. Hanya melalui Kristus Sang Guru yang agung dalam pribadi dan karyaNya dapat mengajar, mengajak dan memperkenalkan manusia mengenai kasih Allah Bapa. Yesus jugalah yang memberikan ketenangan jiwa. Ketenangan yang dimaksud adalah ketenangan yang menghapus kesalahan akibat dosa dan pemberian kehidupan yang kekal.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Dari undangan atau ajakan Yesus pada ayat 29 dan 30 kalau kita mengartikan secara harafiah, akan mengandung makna yang kontradiksi. Ayat 29 berkata : “Pikullah kuk yang Kupasang dan belajarlah padaKu, karena Aku lemah lembut dan rendah hati dan jiwamu akan mendapat ketenangan.” Dua kalimat pendek yang kontradiksi adalah “pikullah kuk yang Kupasang”, dan “jiwamu akan mendapat ketenangan”. Kalimat diatas seolah-olah artinya adalah kuk yang dipasang membawa ketenangan. Kuk adalah palang kayu dengan jepitan vertical yang memisahkan dua binatang penarik sehingga bersama-sama dapat menarik beban berat. Kuk dalam Alkitab dipakai untuk menggambarkan sebuah kesukaran hidup suatu bangsa atau ketaatan paksa. Seperti dalam PL Yeremia 27 : 2 yang mengatakan “ Yeremia memakai kuk pada lehernya” sebagai lambang bahwa Kerajaan Yehuda akan tunduk kepada Kerajaan Babel. Jadi dapat di pahami bahwa kuk adalah suatu pergumulan yang harus di tanggung. Sedangkan kalimat yang kedua adalah “ jiwamu akan mendapat ketenangan”. Dapat dipahami bahwa jiwa yang mendapat ketenangan adalah jiwa yang tanpa pergumulan atau tanpa beban. Tetapi bagaimana dengan maksud Yesus dalam firman Tuhan yang kita baca hari ini yang kalau diartikan secara harafiah bahwa dengan memikul kuk maka akan mendapat ketenangan.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Maksud dari pernayataan Yesus bahwa ketika memikul kuk akan ada ketenangan jiwa adalah belajar dari segala pergumulan dan kesukaran yang dialami dalam hidup ini sesungguhnya itu semua menjadi bagian dari proses hidup yang membuat manusia semakin hari semakin kuat. Dibalik setiap pergumulan hidup selalu ada nilai positif yang akan sesalu memaknai kehidupan manusia. Di setiap pergumulan hidup selalu terkandung makna yang baik untuk kehidupan selanjutnya. Ternyata apa yang maksudkan oleh Yesus selaras dengan makna pepatah yang telah di paparkan di awal khotbah tadi bahwa di ujung cambuk ada emas. Yang di tuntut adalah bagaimana dengan pergumulan itu akan terus di jalani dalam ketaatan.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Dari firman Tuhan hari ini ada beberapa hal yang kita renungkan yaitu :
Pertama : Kehadiran Allah di dunia dalam pribadi Yesus Kristus adalah merupakan keberpihakan Allah bagi manusia yang telah berdosa agar manusia mendapat selamat. Semua itu disampaikan oleh Yesus, karena Dialah wujud Allah yang datang kepada dunia. (25-27)
Kedua : Kehadiran dan pelayanan Yesus bagi dunia, ada pihak-pihak lain yang tidak menerimaNya juga sampai sekarang ini ada orang yang tidak percaya kepadaNya.Sehingga bagi orang yang menerimaNyaitu menjadi suatu tantangan dan pergumulan, karena itu ada ajakan dari Yesus. Marilah kepadaKu semua yang letih lesu dan berbeban berat Aku akan memberikan kelegaan kepadamu. (28)
Ketiga : Setiap hidup yang dijalani selalu punya makna. Karena itu orang percaya harus terus memaknai hidup itu sebagai suatu pembelajaran. Dan pembelajaran hidup yang utama bagi orang percaya adalah pada Yesus sebagai sumber hidup. Kalimat “ pikullah kuk yang kupasang dan belajarlah padaKu” ( 29 )
Keempat : Jangan memandang suatu peristiwa dari sisi negatifnya namun pandanglah itu dari sisi positifnya. Karena dari sisi positifnya itulah akan di temukan ketenangan jiwa, dan kembali untuk menjalani hidup selanjutnya.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Kita akan mengakhiri bulan Mei 2022 sebagai bulan Pendidikan GPIBK.Orang mengatakan hidup adalah pengalaman, pengalaman adalah pembelajaran.Sebagai orang percaya kemana kita harus belajar untuk memaknai hidup yang berkenan kepada Allah? Tidak ada tempat lain selain dalam Yesus Kristus yang telah datang ke dunia sebagai perwujudan kasih Allah untuk berpihak pada manusia. Belajar terus pada Yesus berarti memaknai kehidupanNya yang walaupun di terpa dengan penolakan, penyiksaan sampai pada penyaliban tapi pada akhirnya menang atas kuasa dosa yaitu maut. Demikian dengan kehidupan kita saat ini yang di perhadapkan dengan berbagai pergumulan hidup yang beraneka ragam, namun belajarlah setia karena Yesus telah mengajarkan kesetiaan itu, dan pada akhirnya akan ada kelegaan jiwa, ada ketenangan, kuk yang terpasang akan terasa enak, akan ada emas dibalik cambuk-cambuk hidup yang selalu menyertai perjalanan hidup kita. Tuhan Yesus memberkati firmanNya. Amin
Tema : Hidup di dalam Roh Allah”
Bacaan : Yehezkiel 36:22-28; Kisah Para Rasul 2:1-11
Jemaat yang kekasih di dalam Yesus Kristus,
Kitab Yehezkiel mencatat rentetan kejadian dalam kehidupan dan pelayanan nabi Yehezkiel. Dimulai dengan panggilannya sebagai seorang nabi dan penugasannya sebagai seorang “Penjaga Israel”; Yehezkiel dengan segera mulai berkhotbah dan menunjukkan kebenaran Allah ketika dia menubuatkan pengepungan dan kehancuran Yerusalem yang semakin dekat. Penghancuran ini akan merupakan penghukuman Allah atas penyembahan berhala yang dilakukan bangsa itu, sesudah masa penghukuman itu berlangsung makan bangsa itu diberikan pengharapan baru dan itu dinyatakan oleh Yehezkiel yang memberitakan tentang kesetiaan Allah dan menubuatkan berkat-berkat masa depan bagi umat Allah.
Pembacaan Alkitab dalam Yehezkiel 36:22-28 adalah berita pengharapan untuk umat Israel. Setelah sebelumnya hidup mereka dinajiskan oleh karena penyembahan terhadap berhala-berhala yang membuat Allah murka dan menghukum mereka, maka sekarang mereka akan dipulihkan oleh Allah. Pemulihan dan pengudusan dilakukan oleh Allah bukan karena umat Israel layak untuk dipulihkan dan dikuduskan, tetapi karena Allah mau menyatakan kekudusannya yang sudah dinajiskan oleh umatNya. Allah mau menegaskan kepada umatNya dan kepada semua bangsa bahwa Dia adalah Allah yang kudus, karena itu umatNya juga harus kudus. Allah akan mentahirkan mereka yang telah tercemar dengan penyembahan berhala yang najis dihadapan Allah. Pemulihan seluruh totalitas kehidupan umat Israel dinyatakan dengan tindakan Allah yang akan memberikan kepada umatNya hati yang baru dan roh yang baru di dalam batin mereka. Allah akan menjauhkan dari tubuh mereka hati yang keras dan memberikan hati yang taat. Roh Allah akan diberikanNya diam di dalam batin mereka dan Allahpun akan membuat mereka hidup menurut segala ketetapanNya serta tetap berpegang pada peraturan dari Allah dan melakukan setiap peraturanNya itu. Pada akhirnya mereka akan diam dinegeri yang diberikan Allah kepada mereka dan mereka menjadi umatnya dan Allah menjadi Allah mereka (26-28). Allah berjanji memulihkan Israel bukan hanya secara fisik tapi juga secara rohani. Untuk melaksanakan hal ini, Allah akan memberi mereka hati yang baru untuk mengikuti Dia dan menaruh RohNya di dalam diri mereka, untuk mengubah dan memberi mereka kemampuan untuk melakukan kehendakNya.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Di zaman Perjanjian Baru, pencurahan Roh Allah dinyatakan secara luar biasa pada perayaan Pentakosta. Hari Raya Tujuh Minggu (Pentakosta) yang diselenggarakan 50 hari setelah Hari Raya Paskah, membuat banyak orang Yahudi dari berbagai negara berkumpul di Yerusalem untuk mengikuti perayaan ini. Jadi, khotbah Petrus (Kis 2:4 dst) disampaikan kepada pendengar dari berbagai negara dan menghasilkan tuaian orang percaya baru diseluruh dunia, yaitu orang-orang pertama yang bertobat dan menjadi orang Kristen. Pencurahan Roh Allah pada hari Pentakosta kepada para rasul memberikan kepada mereka kemampuan berbahasa yang luar biasa untuk memberitakan Injil Yesus Kristus. Kabar baik tentang Kristus harus diberitakan kepada semua orang dari berbagai bangsa yang berbeda bahasa. Injil Yesus Kristus yang membaharui dan menyelamatkan manusia harus menjadi berita sukacita tentang karunia Allah yang melampaui apapun. Roh Allah diberikan kepada para rasul tapi juga kepada setiap orang yang mau menerima dan percaya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan dan Juruselamat. Dengan demikian, maka hati setiap orang yang telah menerima Kristus, akan dikuasai oleh Roh Allah.
Roh Allah yang diam didalam hati umatNya akan memampukan mereka untuk hidup di dalam dan sesuai dengan kasih serta ketetapan Allah. Orang-orang yang hadir dalam perayaan Pentakosta itu, adalah orang-orang yang Allah persiapkan untuk meneruskan berita keselamatan kepada segala bangsa, dan Roh Kudus Allah yang akan memberi mereka kemampuan juga perlindungan dalam melaksanakan tugas pemberitaan Injil sampai ke ujung bumi.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Roh Allah diberikan kepada umat dimasa lampau di zaman nabi Yehezkiel. Roh itu juga yang diberikan kepada para rasul dan murid-murid Kristus di zaman Petrus. Dan Roh itu jugalah yang dianugerahkan kepada GerejaNya sampai saat ini bahkan sampai pada kesudahan zaman. Roh Tuhan dikaruniakan kepada kita, didalam hati kita, didalam persekutuan kita Roh Kudus Tuhan yang membaharui kita dari dosa dan cela. Roh Kudus Tuhan yang memberi kita hati yang baru, yang menjauhkan dari tubuh kita hati yang keras. Roh Kudus Tuhan yang akan diam didalam batin kita dan memampukan kita untuk menuruti segala ketetapan Allah dan berpegang pada peraturan-peraturan Allah serta melakukannya. Dengan kata lain, Roh Kudus Tuhan yang diberikan kepada umatNya yang dicurahkan bagi GerejaNya, adalah Roh yang akan terus menyertai kita sampai pada kesudahan zaman.
Karena itu hiduplah didalam Roh Allah, maka Dia yang akan menuntun kita untuk melakukan yang terbaik serta menguatkan kita untuk mempersembahkan seluruh keberadaan hidup kita bagi kemuliaan nama Tuhan. Selamat merayakan Pentakosta, selamat membuka hati untuk dibaharui oleh Roh Allah, selamat berjuang untuk memberitakan Injil Kristus. Tuhan Yesus memberkati. Amin.
Tema : POLA PELAYANAN YANG BERKUALITAS
Bacaan : Lukas 3 : 7 – 20
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Kita patut bersyukur kepada Tuhan karena pada hari ini kita sudah berada di hari kedua hari Pentakosta di mana kita merayakan hari Pencurahan Roh Kudus bagi orang percaya, yang sedang menantikan Roh Kudus menyatakan kuasa-Nya. Pada hari ini kita diajak untuk memahami bagaimana pelayanan yang berkualitas, bagaimana pelayanan bisa membawa perubahan, bagaimana seorang pelayan melihat dirinya di antara banyak orang. Kita juga perlu memahami siapa itu pelayan Tuhan? Pelayan Tuhan atau hamba Allah adalah orang yang diyakini memiliki kesalehan dalam imannya. Tugas seorang pelayan Tuhan adalah memberitakan Injil, baik atau tidak baik waktunya, menegur dan menasehati yang salah serta memberikan pengajaran yang sehat, dengan memiliki sikap yang baik untuk menjadi pelayan Tuhan seperti :
- Memiliki sikap mengasihi
- Memiliki semangat
- Memiliki ketabahan dalam kesusahan
- Memiliki kemurahan hati
- Memberkati dikala disakiti
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Dalam bacaan kita Lukas 3:7-20 menjelaskan kepada kita bagaimana teladan Yohanes Pembaptis mengenai pelayanan yang berkualitas. Nah, bagaimana pola pelayanan yang berkualitas yang telah dinyatakan oleh Yohanes Pembaptis ?
- Melayani dengan mengecam hidup orang fasik (ayat 7 – 14)
Yohanes Pembaptis mengecam orang Farisi dan orang Saduki yang datang untuk dibaptis. Mereka dikecam dengan menyebut keturunan ular beludak(Lukas 3:7). Sebuah metafora di mana orang banyak dibandingkan dengan ular beludak. Ular yang dimaksud disini adalah ular di gurun pasir yang sangat berbisa. Ular yang sering tidak dapat dibedakan dengan sepotong ranting kering, tetapi kalau didekati maka ular itu tiba-tiba menyerang dan menggigit sehingga dapat mematikan mangsanya. Begitulah sifat sebagian orang yang datang kepada Yohanes, yang kelihatannya baik tetapi sebenarnya jahat dan berbahaya. Oleh karena itu mereka harus bertobat. Jadi hasilkanlah buah-buah yang sesuai dengan pertobatan(Lukas 3:8). Apabila tidak ada pertobatan maka Allah akan segera menjatuhkan hukuman-Nya kepada orang-orang yang tidak mau bertobat. Kapak sudah tersedia pada akar pohon untuk menebang pohon yang tidak berbuah, artinya murka Allah sudah siap dijatuhkan bagi orang yang tidak bertobat. Dengan kata lain Allah sudah siap menghukum orang yang tetap menentang Allah, mematikan orang yang keras kepala.
Lalu bagaimana caranya menunjukan buah-buah pertobatan? Barangsiapa mempunyai dua helai baju hendaklah ia membagi dengan yang tidak punya, dan barangsiapa mempunyai makanan hendaklah ia berbuat demikian juga(Lukas 3:11). Artinya ada kepedulian kepada orang yang tidak punya. Merasakan perasaan dan penderitaan orang lain. Demikian juga dengan perbuatan lain yang disebutkan oleh Yohanes Pembaptis : Para pemungut pajak,jangan menagih lebih banyak, dan para tentara/pejabat : jangan merampas, jangan memeras dan cukupkanlah dirimu dengan gajimu.
- Melayani dengan rendah hati(ayat 15-16)
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Yohanes Pembaptis menerangkan siapa dirinya dan siapa Tuhan Yesus. Yohanes berkata : “Aku membaptis kamu dengan air, tetapi Ia yang lebih berkuasa daripadaku akan datang dan membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak, Ia akan membaptis kamu dengan Roh Kudus dan dengan api”(Lukas 3:16). Yohanes berkata,’Aku bukan Mesias”. Di hadapan-Nya aku tidak ada artinya sehingga membuka tali kasut-Nya pun aku tidak layak. Yohanes menyatakan dua perbedaan mendasar antara dirinya dengan Mesias :
- Mesias lebih berkuasa daripadanya.
Hal ini menunjukan perbedaan status. Yohanes hanyalah nabi sedangkan Mesias adalah Allah yang berinkarnasi.Dialah Allah yang berkuasa atas alam semesta. Maka meski hanya melepas tali kasut Mesias pun Yohanes tidak layak.
- Hal baptisan.
Mesias membaptis dengan Roh Kudus dan api sementara Yohanes hanya membaptis dengan air sebagai lambang pertobatan. Mesiaslah yang sungguh-sungguh membawa pertobatan, kelahiran baru, dan pemurnian di dalam hati orang percaya.
Inilah integritas dan konsistensi Yohanes. Yesus pun mengagumi-Nya kata-Nya :”Sesungguhnya di antara mereka yang dilahirkan perempuan tidak pernah tampil seseorang yang lebih besar daripada Yohanes Pembaptis…(Matius 11:11). Yohanes Pembaptis tetap rendah hati, ia tidak mau disanjung sebagai Mesias karena ia sadar siapa dirinya di hadapan Mesias sesungguhnya.
- Melayani dengan menuntut hidup yang kudus (ayat 17 – 20)
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Firman Tuhan berkata :“Alat penampi sudah ditangan-Nya untuk membersihkan tempat pengirikan-Nya dan untuk mengumpulkan gandum-Nya ke dalam lumbung-Nya tetapi debu jerami itu akan dibakar-Nya dalam api yang tidak terpadamkan”(Lukas 3:17). Hal ini menandakan bahwa akan tiba saatnya Allah akan melaksanakan pembersihan. Allah akan memisahkan orang-orang yang menentang Allah atau yang tidak mau bertobat dengan orang-orang yang setia kepada Allah atau yang mau bertobat. Allah akan mengumpulkan gandum-Nya (orang-orang percaya, orang yang setia, orang yang mau bertobat) ke dalam lumbung-Nya( ke dalam Surga). Kemudian debu jerami atau orang yang tak mau bertobat dibuang-Nya ke dalam api yang tak terpadamkan.
Manusia harus tetap hidup kudus, mau menerima teguran dari para pelayan Tuhan yang senantiasa melaksanakan pelayanan baik mereka yang penuh waktu melayani Tuhan maupun yang separuh waktu melayani Tuhan.
Saudara-saudara yang kekasih dalam Yesus Kristus
Tujuan pelayanan adalah untuk kemuliaan Tuhan sehingga apa yang kita perbuat hanya tertuju kepada Tuhan. Oleh karena itu, saudara-saudara yang terkasih, marilah kita terus berjuang melaksanakan pola-pola pelayanan yang berkualitas, baik dan dinamis dengan mengedepankan pola pelayanan mengecam hidup orang fasik, rendah hati, dan menuntut hidup yang kudus. Pola pelayanan yang berkualitas akan bermuara kepada terciptanya suatu perubahan mendasar di dalam hati manusia. Manusia harus mempunyai hidup yang baru, yang dimulai dengan pengampunan dosa, lalu diikuti dengan baptisan sebagai suatu sakramen kudus. Itu semua harus terwujud dari kehidupan baru yang meliputi seluruh keharmonisan hubungan manusia dengan Allah dan sesama.
Selamat merayakan hari raya Pentakosta. Tuhan Yesus memberkati. AMIN
Tema : Allah Menegur
Bacaan : Hakim-Hakim 2:1-5
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Sikap Israel yang kompromi dengan musuh adalah jahat di mata Tuhan, karena merupakan ketidaktaatan terhadap Perjanjian Sinai (ayat 1-5). Dulu di Gilgal, orang tua mereka memberi diri disunat dan merayakan Paskah sebagai tanda ketaatan mereka untuk dipimpin Tuhan (Yosua 5). Kini mereka menangis di Bokhim karena teguran Malaikat Tuhan. Sayangnya, bukan tangisan penyesalan karena dosa melainkan karena akibat perbuatan mereka.
Akibat kompromi dengan musuh, Israel terjerumus kedalam perzinaan rohani, yakni menyembah Baal dan Asytoret (ayat 11, 13). Mengapa bisa terjadi? Karena Israel melupakan perbuatan Tuhan di masa lampau (ayat 10-12). Hal ini tidak lepas dari kepercayaan agama purba yang melihat dewa sebagai penguasa lokal belaka. Tuhan memang perkasa dalam peperangan, tetapi menurut mereka Baallah sumber kesuburan tanah Kanaan. Israel melupakan janji setia orang tua mereka kepada Tuhan dengan menyembah ilah-ilah Kanaan (ayat 17; Yos. 24:16-17). Mudah berjanji, ternyata mudah pula mengabaikannya. Bukankah kerapuhan seperti ini melanda dunia masa kini dengan petunjuk angka perceraian yang tinggi?
Kejahatan Israel menjadi-jadi (ayat 19). Mereka tidak belajar dari pengalaman masa lalu, bagaimana Tuhan menghukum karena ketidaksetiaan, tetapi juga dalam belas kasih dan karena perjanjian-Nya, tetap menyelamatkan mereka. Akhir-nya Tuhan membiarkan musuh mereka menjadi jerat supaya mereka sadar bahwa mereka membutuhkan Tuhan (ayat 21-22).
Membaca Hakim-Hakim sebenarnya serupa dengan bercermin diri. Kebebalan Israel merefleksikan kebebalan kita. Berapa sering kita melupakan anugerah dan kebaikan Tuhan bahkan janji dan komitmen kesetiaan kita, untuk kemudian berpaling mengandalkan ilah dunia ini: teknologi, kenikmatan dunia, dan kedekatan dengan penguasa. Kita menganggap hal-hal itulah yang berarti, Tuhan menjadi nomor dua. Itulah yang kita akan tuai, bila tidak cepat bertobat dan balik lagi pada Tuhan!
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Angkatan yang tidak mengenal Allah sesudah Yosua meninggal, Israel merosot menjadi bangsa yang tidak mengenal Allah. Kemerosotan itu terjadi karena dua hal.
Pertama, kelengahan angkatan terdahulu dalam menerapkan Ul. 6:7. Yaitu tentang pendidikan yang berulang-ulang harus dilksanakan.
Kedua, menganggap enteng sejarah kebebasan bangsa Israel dari perbudakan di Mesir. Betapa menyedihkan bila hal yang sama terjadi pula pada generasi Kristen masa depan.
Penampakan Allah di dalam bentuk yang dapat ditangkap oleh indra manusia melaui Malaekat. Manifestasi semacam itu telah dilihat oleh Hagar (Kej. 16:7-12) dan Musa (Kel. 3:2-6). Bokhim mungkin sebuah tempat yang terletak di antara Betel dan Silo, sekitar dua puluh mil dari Laut Mati. Telah Kutuntun kamu keluar dari Mesir. Allah mengidentifikasi diri sebagai Oknum yang telah memenuhi kebutuhan umat-Nya pada saat-saat kesukaran. Kemurahan-Nya tersebut seharusnya membuat mereka memberikan tanggapan penuh rasa bersyukur.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Kegagalan serta berbagai ketidaktaatan Israel tentulah tidak menyenangkan hati Tuhan. Kasih Allah yang begitu besar pada umat-Nya telah membuat Dia mengambil inisiatif untuk menegur bangsa Israel.
Dalam teguran Allah pada bangsa Israel terkandung beberapa hal yang menjadi perhatian Allah.
Pertama, janji yang pernah dibuat antara Allah dengan bangsa Israel. Sebagai Allah yang setia, Ia tidak akan membatalkan janji tersebut, sekalipun bangsa Israel sendiri melanggar janji kepada Allah
Kedua, Allah menekankan bahwa yang paling berbahaya dari bangsa ini adalah kebiasaan mereka menyembah allah palsu. Allah Israel tidak ingin bangsa yang telah Ia selamatkan dari Mesir akhirnya jatuh ke dalam penyembahan yang keliru pada allah-allah palsu yang dimiliki oleh bangsa Kanaan
Ketiga, Allah menjadikan kegagalan bangsa Israel menghalau bangsa Kanaan sebagai pelajaran pahit karena bangsa itu yang kemudian menjadi duri dalam daging sehingga terus menyusahkan Israel
Dari teguran Allah pada bangsa Israel ini kita kembali diingatkan bahwa Allah pun menganugerahkan keselamatan jika kita mau percaya kepada Yesus Kristus. Kita tahubahwa Allah pasti setia pada janjinya, tetapi adakah kita juga setia dalam iman kita kepada Kristus? Allah-allah palsu bukanlah suatu kekuatan yang hanya ada pada masa hakim-hakim. Di zaman sekarang pun, allah-allah palsu tetap ada dalam berbagai rupa dan bentuk. Bagaimana kita dapat mengenali allah-allah palsu ini? Apa pun di dalam hidup ini yang membuat kita menjauh dari Yesus Kristus dapat dikategorikan sebagai allah palsu, dan hal-hal seperti itu haruslah kita hindari.
Dalam segala kegagalan kita menaati Tuhan, kita pun akan menemui berbagai kesulitan sebagai buah dari kegagalan tersebut. Tuhan tidak begitu saja mengangkat kesulitan itu dari jalan hidup kita karena Ia ingin kita mengingat betapa pentingnya belajar taat dan betapa kelirunya menyimpang dari jalan Tuhan. Kiranya teguran Allah kepada bangsa Israel ini menjadi peringatan bagi kita.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Kasih Allah tidak akan membiarkan pihak orang yang dikasihi tenggelam dalam kesalahannya. Tuhan yang mengasihi umat-Nya tidak menghendaki umat-Nya hancur akibat ketidaktaatan mereka. Itu sebabnya Allah menegur mereka dengan keras. Bagaimana Allah menegur? Dengan memaparkan bagaimana Ia telah menggenapi apa yang telah dijanjikan-Nya kepada nenek moyang mereka. Dengan menegaskan kasih setia-Nya kepada mereka. Betapa jelas jadinya kebodohan dan kejahatan mereka di hadapan Allah. Tepatlah bila teguran itu membuat mereka menangis di hadapan Allah. Amin
Tema : Persembahan yang Benar
Bacaan : Mazmur 4:1-9
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Bapak Ahok dalam jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta, dikategorikan sebagai pemimpin yang tegas dan tidak takut penolakan dari siapapun, bahkan termasuk kalaupun ia harus kehilangan jabatannya. Selalu ia mengatakan bahwa sepanjang ia melaksanakan tugas sesuai dengan konstitusi, ia tidak akan pernah takut dari penolakan orang-orang yang memiliki rasa iri dan sakit hati.
Perikop/bacaan kita Mazmur 4 : 1 – 9, menggambarkan tentang kepribadian pemazmur dalam hal ini Daud. Dalam do’anya ia menyampaikan pesan bahwa dalam nama Allah, Daud menegur mereka (orang-orang yang telah menghina Allah), agar dapat mempertimbangkan dan merubah jalan-jalan hidup yang tidak dikenan oleh Tuhan. Daud menawarkan kepada mereka tentang kebahagiaan orang –orang yang saleh, yang taat dan takut akan Tuhan. Daud menasihati mereka untuk melayani Allah dan percaya kepada-Nya (ay.6), “ persembahkanlah korban yang benar dan percayalah kepada Tuhan.” Yang dimaksudkanlah oleh pemazmur adalah memberikan persembahan yang benar dilakukan untuk menyembah dan menyatakan rasa syukur kepad Tuhan. Korban harus dipersembahkan dengan satu sikap percaya dan rasa sukur.
Alasan pemazmur mengajak mereka untuk memberikan persembahan yang benar, karena mempersembahkan sesuatu kepada dewa merupakan praktik yang umum yang ditemukan di dunia kuno. Persembahan itu dibawa dengan berbagai tujuan, antara lain : untuk mengucap syukur, meminta hujan supaya tanaman berbuah dan menyenangkan hati dewa. Budaya ini bertentangan dengan hukum Tuhan. Hukum yang diberikan Allah kepada Musa menyebutkan berbagai persembahan yaqng bertujuan hanya kepada Tuhan.
Disisi lain pemzmur Daud menjelaskan tentang kebahagiaan yang dia miliki ketika dia bersandar mempercayakan seutuhnya kehidupannya kepada Tuhan. Begitu banyak pengalaman-pengalaman imannya ketika dia menaruh percayanya kepada Tuhan, sungguh luar biasa Anugerah Allah yang bekerja dalam dirinya. Hatinya dipenuhi sukacita, jiwanya menjadi tenang karena perlindungan Allah yang Ilahi.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Hari ini disebut sebagai “Minggu Kristus Raja” menurut kalender gerejawi. Tema perenungan kita “Persembahan yang benar.” Berangkat dari ayat renungan “persembahkanlah korban yang benar kepada Tuhan” ini menunjuk pada kewajiban orang percaya yang harus dilakukan secara sadar berdasarkan hati nurani. Mempersembahkan korban bukan hanya menunjuk pada seberapa banyak binatang yang dipersiapkan untuk disembelih, melainkan berhenti untuk berbuat jahat dan harus belajar untuk selalu berbuat baik. Persembahkanlah korban kepada-Nya, pertama-tama menunjuk pada diri sendiri melakukan perbuatan-perbuatan baik dan segala buah kasih yang memerintah dalam hati, sehingga aplikasinya adalah kita mengasihi Allah dan mengasihi sesama manusia. Semua ini akan lebih baik daripada semua korban bakaran dan persembahan. Mengasihi Kristus Raja yang telah menang atas maut, mengalahkan dunia orang mati, menjadi Allah yang hidup yang membangkitkan hidup orang percaya di masa kini dan masa yang akan datang. Iman orang percaya akan tetap bersaksi tentang Allah sebagai Kristus Raja, iman orang percaya akan tetap bersaksi mempersembahkan korban yang benar dihadapan Sang Ilahi. Terpujilah Kristus. Amin.
Tema : Persembahkan Hidup Kepada Allah
Bacaan : Ibrani 13:1-25
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan orang percaya. Karena itu, memberi korban syukur menjadi bagian ibadah-ibadah rutin jemaat, ibadah keluarga dan persekutuan pribadi dengan Tuhan. Dan setiap orang yang mempersembahkan korban syukur berarti memiliki kesadaran bahwa hidup adalah anugerah Tuhan. Mempersembahkan korban syukur kepada Tuhan tidak dibatasi oleh waktu dan situasi, tidak dibatasi oleh situasi berada dalam tekanan dan kesukaran ataupun berada dalam suasana aman dan menyenangkan. Sebagaimana firman Tuhan dalam Kitab 1 Tesalonika 5:18 : “Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang di kehendaki Allah di dalam Kristus Yesus bagi kamu.”
Surat Ibrani menyoroti kehidupan umat Tuhan dimasa itu yang mengalami tekanan dari pihak Yahudi dan pemerintah Romawi. Tekanan dan penderitaan membuat hati mereka cenderung murtad dari kepercayaan kepada Kristus. Oleh karena itu, jemaat di dorong supaya tetap percaya bahwa Yesus adalah penyataan Allah yang sempurna. Berkaitan dengan hal itu jemaat semakin diyakinkan bahwa Yesus Anak Allah yang kekal, yang menunjukkan kesetiaan-Nya, ketabahan-Nya untuk menderita. Yesus Kristus adalah imam yang abadi. Dialah imam yang sempurna karena Ia mengandung kemanusiaan sejati sekaligus ke-Allahan yang sejati. Dan dengan perantaraan Yesus Kristus, orang-orang yang percaya kepada-Nya dibebaskan dari dosa, ketakutan dan kematian. Sebagai Imam Besar Ia memberikan kepada manusia keselamatan sejati.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Dalam pembacaan ini umat Tuhan dinasehati untuk memelihara kasih kepada saudara, kasih kepada orang asing, kasih untuk menjaga kekudusan perkawinan dengan tidak menjadi hamba uang agar perkawinan dalam keluarga atau rumah tangga tetap terpelihara juga kasih untuk menghormati pemimpin yang telah memberikan bimbingan agar umat hidup benar. Telebih khusus dalam nas pembacaan kita ayat 15 dan 16: “Sebabitu marilah kita, oleh Dia, senantiasa mempersembahkan korban syukur kepada Allah yaitu ucapan bibir yang memuliakan nama-Nya. Dan janganlah kamu lupa berbuat baik dan memberi bantuan, sebab korban-korban yang demikianlah yang berkenan kepada Allah.” Surat Ibrani menunjukkan gambaran tentang Yesus Kristus sebagai Imam Besar Perjanjian Baru. Dengan kurban Kristus, seluruh persembahan korban dalam Perjanjian Lama disempurnakan. Dengan demikian korban persembahan Perjanjian Baru sebagai persembahan ucapan syukur atas tindakan penyelamatan Allah di dalam Yesus Kristus. Demikianlah Rasul Paulus menasehati supaya mempersembahkan tubuh sebagai persembahan yang hidup dan yang berkenan kepada Allah, itu adalah ibadah yang sejati (Roma 12:1). Artinya totalitas kehidupan umat Tuhan harus menjadi persembahan yang benar.
Jemaat yang kekasih didalam Yesus Kristus,
Dengan demikian setiap orang Kristen senantiasa memberi puji-pujian kepada Allah dan dinyatakan dalam setiap perkataan yang benar dan mengandung berkat. Akan lebih bermakna persembahan korban syukur kita kepada Allah, apabila kita memiliki kemampuan untuk membangun hubungan baik dengan sesamam, kemampuan dalam kerelaan memberi bantuan, kemampuan dalam kerelaan memberikan waktu dan perhatian penuh kepada sesama yang menderita: (yang sakit dan berduka, dll), kemampuan untuk membawa orang lain yang menempuh jalan yang tidak ke jalan kebenaran, dan kemampuan untuk melaraskan hidup sesuai dengan Injil Yesus Kristus. Oleh sebab itu, marilah kita terus berdoa dan berharap kuasa Allah yang menyempurnakan dalam mewujudkan kehendak-Nya sebagaimana Yesus Kristus dalam kesempurnaan melaksanakan kehendak Bapa, mempersembahkan hidupNya demi keselamatan manusia. Amin